Ke Makam Tjut Nyak Dhien, LaNyalla Minta Masyarakat Tidak Lupakan Sejarah

  • Whatsapp
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berziarah ke Makam Tjut Nyak Dhien di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Sabtu (21/8).

JAKARTA, Beritalima.com– Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (21/8), Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyempatkan diri berziarah ke Makam Tjut Nyak Dhien, pejuang wanita asal Aceh.

Makam pahlawan nasional itu berada di Kampung Gunung Puyuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang. “Dalam berbagai kesempatan, saya selalu mengingatkan agar jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Jasa pahlawan harus kita kenang dan ziarah ke makam Tjut Nyak Dhien ini sekaligus mengingat kembali perjuangannya berperang mengusir penjajah di tanah Aceh,” kata LaNyalla.

Keberadaan Makam Tjut Nyak Dhien baru ditemukan 1959, setelah Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan meminta untuk dilakukan pencariannya di Sumedang berdasarkan data Belanda.

Dalam dokumennya, Pemerintah Belanda hanya menyebut 1906 ada satu tahanan politik perempuan Aceh yang dikirim ke Sumedang. Tjut Nyak Dhien diasingkan Belanda bersama seorang panglima berusia 50 tahun dan seorang kemenakannya bernama Teungku Nana (15 tahun).

Tjut Nyak Dhien menghabiskan dua tahun hidupnya di Sumedang. Pada 6 November 1908, Tjut Cut Nyak Dien wafat dalam usia 60 tahun.

Selama pengasingan Tjut Nyak Dhien mengisi waktu dengan mengajar penduduk sekitar mengaji Al Quran. Hingga akhirnya penduduk Sumedang lebih mengenal Tjut Nyak Dhien dengan nama Ibu Prabu atau Ibu Suci.

Pada batu nisan makam Tjut Nyak Dhien, diketahui terangkum riwayat hidupnya, kemudian tertera juga surah at-Taubah dan al-Fajr serta hikayat rakyat Aceh.

Tjut Nyak Dhien seorang diri memimpin perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda setelah suaminya, Teuku Umar, wafat pada 1899.

Pasukannya bergerilya di pedalaman Meulaboh. Setelah bertahun-tahun berperang, dia tertangkap Belanda. Karena saat ditahan di Aceh masih berhubungan dengan pejuang lainnya, Tjut Nyak Dhien kemudian diasingkan ke Sumedang. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait