Kebangkitan Industri PT PAL Menopang Kekuatan TNI AL

  • Whatsapp
Kebangkitan industri PT PAL topang kekuatan TNI AL (foto: abri)

Jakarta, beritalima.com| – Industri pembuatan kapal dari dalam negeri hasil kreatifitas anak bangsa, PT PAL di Surabaya (Jawa Timur), kini menjadi andalan penting untuk menopang kekuatan TNI AL kedepannya. Terdengar khabar, dalam waktu dekat Indonesia akan melakukan akuisisi salah satu kapal induk AL Italia Guiseppe Garibaldi, di mana TNI AL sangat berminat untuk bisa mendatangkan kapal induk berkategori ringan pertama sebagai bagian dari konsep pertahanan dan keamanan menuju kekuatan laut kelas dunia (World Class Navy).

Dengan bersandar kepada postur kekuatan laut yang mumpuni di berbagai sektor disertai kemampuan komperehensif dalam mengemban misinya di dalam dan luar negeri (termasuk pada operasi misi perang/OMP dan selain perang/OMSP), TNI AL terus meningkatkan sumber daya manusia beserta alutsista maupun strategi dalam menjawab tantangan zaman.

Ini sejalan dengan misi besar menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena secara geostrategi maupun geopolitik wilayah perairan NKRI, perlu kehadiran TNI AL yang kuat beserta penopangnya industri alutsista di dalam negeri seperti PAL.

Terkait dengan rencana pembelian kapal induk mini dari Italia, menjadi sangat tepat penggunaannya untuk menjaga perairan NKRI yang sangat luas. Kapal Perang Guiseppe Garibaldi yang dibangun pada 1980an dan mulai menjalani tugas pada 1985 oleh AL Italia, telah menjadi simbol kekuatan Italia, seiring kisah sejarah Guiseppe Maria Garibaldi sebagai Pahlawan Italia di dekade 1800-an.

Memang ada berbagai aspek yang harus dicermati dengan animo TNI AL Indonesia jika mendapatkan Kapal Induk Guiseppe Garibaldi ini. Selain faktor usia pakai dari kapal induk ini yang sudah 45 tahun beroperasi diberbagai palagan mulai dari Asia, Afrika maupun Timur Tengah sejak kehadirannya, maka TNI AL perlu menguasai transfer teknologinya bagi kepentingan nasional di dalam negeri.

Karena kapal induk mini tersebut bisa dijadikan percontohan bagi PT PAL dalam mendesain ulang untuk kebutuhan yang lebih strategis terhadap kebutuhan TNI AL. Karena kapasitas dan kapabilitas Industri seperti PT PAL telah mampu merancang bangun kapal-kapal perang maupun sipil niaga bertonase besar didalam negeri.

Beberapa variabel yang bisa disejajarkan dengan kemampuan anggaran, kebutuhan kapal induk mini seperti Guiseppe Garibaldi dengan kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan dalam negeri juga bisa menjadi acuan seiring dengan dengan kemampuan yang sudah dicapai PT PAL. Menjawab kebutuhan TNI AL saat ini adalah kemampuan membangun kapal TNI AL dalam mendukung tugas pokoknya, PT PAL telah dapat berkontribusi sejak dekade 1980an, menjadi produsen kapal perang serta kapal niaga bagi kebutuhan pasar nasional dan internasional.

Prestasi yang telah dibuat PT PAL, bagi TNI AL utamanya adalah penyedia kapal perang buat pertahanan dalam negeri, dimana hampir sebagian kapal perang permukaan dan bawah permukaan sudah bisa dipenuhi oleh PT PAL. Kini yang tengah dibuat adalah proyek kapal frigat merah putih, bersama perusahaan asal Inggris Babcock, diharapkan menjadi frigat terbesar milik TNI AL dengan  memiliki banyak fitur kecanggihan didalamnya.

Bersandar pengalaman itu, terutama kemampuan PT PAL membuat kapal kategori tempur serta yang berfungsi sebagai pendukung operasi tempur, hasilnya telah kita lihat bersama seperti kapal pendarat LST (Landing Ship Tank), Kapal pendarat LPD (Landing Plat form Dock), dimana untuk Kapal Pendarat LPD ( Landing Platform Dock ) buatan PT PAL sudah menjadi andalan untuk keperluan TNI AL sendiri maupun yang diminati negara sahabat.

Saat ini LPD buatan dalam negeri, telah dipakai lima unit oleh TNI AL seperti KRI Banjarmasin-592, KRI Banda Aceh-593, KRI Semarang-594, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992.

Kini ada KRI Makassar-590, yang pembangunannya dilakukan kerjasama PT PAL dengan pihak Korea Selatan melalui proses TOT (transfer teknologi). Kehadiran Makassar Klas akan menjadikan kapal LPD lokal menjadi andalan strategis TNI AL, mengingat kemampuan multidimensi LPD tersebut, mulai dari peran tempur amphibi, menjadi kapal rumah sakit terapung, atau kemampuan mengadakan operasi tanggap bencana di seluruh wilayah NKRI.

Karya dalam negeri LPD Makassar klas juga berhasil menorehkan prestasi bagi devisa serta nama besar PT PAL Indonesia sebagai produsen kapal nasional dan juga internasional. Terbukti AL Filipina telah memesan dua unit LPD Makassar Klas dan telah digunakannya. Bahkan menyusul 2023 lalu batch II juga dipesan sebanyak dua unit tengah dalam proses produksi di PT PAL untuk kebutuhan AL Filipina.

Selain Filipina, negara lain yang berminat adalah Uni Emirat Arab (UEA) telah menanda tangani kontrak pengadaan LPD Makassar Klas, nilai kontrak lebih kurang $ 400 juta Dollar untuk sebuah Strategic Sealift Vessel ( SSV ).  Atas keinginan UEA, kapal tersebut di upgrade dengan dimensi lebih besar memiliki panjang 163m ditambah Lebar 24m dan diperkirakan berbobot seberat 14.000 Ton. Berbeda dengan yang digunakan TNI AL maupun AL Filipina hanya berukuran 123m + Lebar 21 & bobot    antara 7000 – 8000.

Jadi, kemampuan industri kapal dalam negeri PT PAL telah berkembang pesat dan sangat diandalkan kedepannya bagi modernisasi alutsista TNI AL. Upaya menghadirkan kapal induk mini dari Italia pun, bisa dijadikan pembelajaran bagi PT PAL serta TNI AL untuk menghadirkan kapal perang serupa namun sesuai dengan kebutuhan strategis perairan NKRI, baik dalam OMP maupun OMSP. Dirgahayu TNI ke-80

(Bekti Purwono dan M. Abriyanto, wartawan beritalima.com)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait