SURABAYA, beritalima.com|
Salah satu mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berkesempatan belajar mitigasi bencana alam di Jepang. Dia adalah Muhammad Luthfi Lazuardi atau akrab dengan panggilan Luthfi, mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unair. Luthfi mengikuti program Dise Young Leaders Japan 2023 untuk belajar tentang mitigasi bencana alam di Jepang.
Dise Young Leaders Japan 2023 merupakan kompetisi tingkat nasional dengan tema Indonesia Tangguh Bencana. Program dari Dise Academy itu bertujuan mencari generasi muda Indonesia yang mampu memberikan edukasi pentingnya mitigasi bencana alam.
Alasan Luthfi mengikuti program ini adalah keinginannya mempelajari mitigasi bencana dari Jepang. Dia kagum terhadap Jepang sebagai negara maju yang memiliki kesadaran tinggi terhadap sistem mitigasi bencana alam. Untuk itu, Luthfi ingin mempelajari lebih dekat persiapan Jepang dalam menghadapi bencana alam yang kelak akan terjadi.
“Berbagai sistem dan kebijakan yang telah Jepang lakukan seharusnya menjadi cerminan bagi Indonesia untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya bencana di masa depan,” jelas Luthfi.
Terdapat tiga cabang lomba sebagai seleksi program, yaitu esai, kuis, dan fotografi. Luthfi mengikuti cabang lomba kuis berupa 50 soal tentang pengetahuan umum dan kebencanaan.
“Alhamdulillah terpilih sebagai salah satu pemenang partially funded dari ratusan pendaftar yang mengikuti seleksi,” ujarnya.
Pengalaman di Jepang
Luthfi mendapatkan banyak pengalaman terkait mitigasi bencana alam di Jepang selama lima hari sejak Selasa hingga Minggu (18-22/7/2023). Dia mengunjungi beberapa tempat di Tokyo yang berkaitan dengan sejarah dan mitigasi peristiwa bencana alam, seperti Earthquake Science Museum, Great Kanto Earthquake Museum, dan Tokyo Rinkai Disaster and Prevention Museum.
Selain itu, mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Unair itu juga bertemu dengan Prof Tomoya Shibayama dari Waseda University. Dia adalah pakar bidang mitigasi bencana alam yang kerap melakukan riset tentang bencana, terutama tsunami di Indonesia. Bersama Prof Shibayama, Luthfi memasuki laboratorium tempat kegiatan belajar mengajar dan eksperimen penelitian.
“Dari beliau, kami banyak mendapat pengetahuan baru tentang kebencanaan berdasarkan dari hasil riset yang beliau kerjakan bersama para pakar lain dari berbagai negara, termasuk Indonesia,” lengkap Luthfi.
Tantangan dan Harapan
Selama berada di Jepang, Luthfi memiliki sedikit kendala saat berkomunikasi dengan orang Jepang. Tidak banyak orang Jepang yang mengerti bahasa Inggris.
“Belum banyak orang Jepang yang bisa dan mengerti bahasa Inggris sehingga cukup menjadi tantangan ketika mengobrol dengan mereka,” tambah Luthfi.
Meskipun merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang Jepang, harapan Luthfi tidak pudar. Dia ingin menjadi generasi muda yang mampu mengedukasi lingkungan sekitar terutama rekan sebaya untuk melek terhadap bahaya bencana alam.
“Saya juga ingin memberi contoh bagaimana cara mempersiapkan hal-hal penting yang perlu ada dalam kondisi bencana alam agar tetap dalam kondisi yang aman,” kata Luthfi.
Tips Ikut Dise Young Leaders Japan 2023
Luthfi menyarankan agar teman-teman yang ingin ikut dapat memantau akun Instagram Dise Academy karena programnya akan diadakan kembali untuk gelombang kedua. Dia juga menyarankan agar teman-teman tidak perlu minder ketika memiliki pengetahuan yang kurang terhadap bencana alam. “Intinya beranikan dan mantapkan diri dulu untuk mengikuti prosesnya,” tutupnya. (Yul)