JAKARTA, Beritalima.com– Kerjasama dua negara atau lebih selalu menghasilkan hal-hal positif. Tidak terbatas pada perdagangan saja tetapi juga kerjasama hal lain, termasuk dalam penanganan wabah pandemi virus (Covid-19) yang melanda seluruh negara di dunia.
Salah satunya penyediaan vaksin AstraZeneca dari Inggris. Sedikitnya 1,1 juta dosis vaksin Covid-19 buatan ilmuwan Inggris sudah sampai ke Indonesia. Kedatangannya disambut Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari Priansari Marsudi dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins.
Wakil Ketua Badan Kerjasama Parlemen (BKSP) DPD RI, Richard Pasaribu mengapresiasi langkah pemerintah dalam penyediaan vaksin dengan berbagai cara. Kemampuan pemerintah dalam menyediakan vaksin merupakan hasil dari hubungan baik dengan berbagai negara.
“Seluruh negara di dunia berlomba-lomba mendapatkan vaksin untuk rakyatnya agar herd imunity tercapai. Sehingga pemulihan berbagai sektor terdampak pandemi bisa berjalan cepat. Tidak mudah suatu negara mendapatkan vaksin yang masih terbatas ini,” Richard dalam keterangan pers yang diterima awak media, Kamis (11/3).
“Keberhasilan Indonesia mengamankan vaksin dari berbagai produsen di negara lain patut diapresiasi. Ini merupakan buah dari kerjasama dan hubungan baik yang dijalin oleh Indonesia dengan negara-negara lain selama ini,” imbuh dia.
Vaksin AstraZeneca merupakan bagian dari vaksin jalur multilateral dari fasilitas COVAX. Indonesia akan mendapatkan hingga 11 juta dosis vaksin dari COVAX yang dikirim secara bertahap hingga Mei 2021.
Senator asal Kepulauan Riau itu mengingatkan jumlah penduduk Indonesia yang besar, mencapai 270 juta jiwa, membutuhkan dosis vaksin yang besar juga. Sejauh ini langkah Pemerintah dalam pemenuhan vaksin sudah tepat. “Indonesia harus menyediakan vaksin dalam jumlah yang memadai. Kalau tidak lewat diplomasi yang bagus hal ini tidak akan terjadi. Meski begitu kita meminta diplomasi vaksin ini terus diperkuat,” ujar Richard.
Terkait pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, sudah ada tiga jenis vaksin yang memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). CoronaVac produksi Sinovac adalah vaksin pertama, disusul dengan Vaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma dan yang terakhir Vaksin AstraZeneca.
Sementara itu, kerjasama dengan luar negeri, kata Richard, selama ini lebih berkisar pada kepentingan ekonomi. Padahal sebenarnya bentuk-bentuk kerjasama antar negara tidak terbatas pada perdagangan semata.
“Ke depan kami di BKSP mengharapkan adanya kerjasama dengan negara lain yang bisa memberikan suplemen bagi penguatan demokrasi dan sistem politik di Indonesia,” demikian Richard Hamonangan Pasaribu. (akhir)