Kebutuhan dan Keinginan Harus Seimbang

  • Whatsapp

Beritalima.com | Pada dasarnya rezeki manusia itu tidak akan pernah tertukar. Manusia hidup di dunia ini dalam berkecukupan. Yang membuat tidak cukup, tidak nyaman adalah antara kebutuhan dan keinginannya yang “njomplang”, atau tidak seimbang. Terutama buat pasangan muda, baru berumah tangga. Keinginannya sangat tinggi, ingin kredit rumah, ingin kredit mobil, ingin punya hp seri terbaru, ingin ini, dan ingin itu. Pokoknya serba konsumtif, tidak melihat kemampuan bagaimana nanti melunasinya.

Begitu juga dengan orang yang lagi kasmaran, penginnya banyak, tetapi apa daya kemampuannya terbatas, alias pas-pasan. Pun demikian juga dengan anak-anak jaman now, penampilannya dulu yang lebih diutamakan.

Jika kita telaah lebih dalam, semua itu dikarenakan oleh globalisasi. Bisa dibilang sekat antar negara sudah tidak ada. Informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat kita terima. Banyak iklan barang dan jasa dari luar yang memberikan kemudahan kepada kita supaya mau membeli. Mode barang dan jasa terus berganti mengikuti perkembangan jaman. Sehingga merasuki pikiran bawah sadar kita untuk membeli, walaupun barang dan jasa tersebut bukan menjadi kebutuhan utama.

Celakanya lagi banyak tanyangan sinetron di stasiun televisi nasional yang mempertontonkan gaya hidup glamour. Begitu pula pengaruh ertertaiment di media massa maupun media elektronik, yang membuat banyak orang terlena, ingin membeli produk yang sebetulnya tidak terlalu penting.

Definisi secara umum arti Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang dibutuhkan manusia demi menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-sehari manusia tersebut. Kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-sehari.

Sedangkan keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi. Keinginan lebih bersifat tambahan, ketika kebutuhan pokok telah terpenuhi.

Kebutuhan sifatnya objektif, perlu, dan mengikat. Sedang keinginan subjektif, tidak harus. Dampak dari kebutuhan adalah manfaatnya, sedang keinginan memenuhi kepuasan belaka. Dan yang dijadikan tolok ukur kebutuhan adalah fungsinya, sedangkan keinginan tolok ukurnya selera.

Setelah kita memahami perbedaan, sifat, dampak, dan tolok ukur antara kebutuhan dan keinginan diatas, baru sadar bahwa yang utama dalam hidup ini adalah memenuhi kebutuhan dulu.

Ibaratnya walaupun gaji Anda cuma sebatas UMR, pastinya akan cukup jika untuk memenuhi kebutuhan hidup. Usahakan antara kebutuhan dan keinginan harus seimbang. Bukan malah sebaliknya, keinginan dahulu yang diutamakan. Itu peribahasanya “besar pasak daripada tiang”.

Orang-orang yang sudah diberikan nikmat sehat dan penghasilan yang cukup. Misalnya sebagai pegawai negeri sipil (ASN), Direktur BUMN, bupati, atau walikota jika masih korupsi, itu namanya kebangetan. Mereka tidak bisa mengendalikan keinginnannya yang begitu besar. Sehingga dapat uang berapapun masih belum merasa cukup. Penginnya semua yang ada di dunia ini dibeli. Tidak peduli, dan melihat dari mana uang yang ia peroleh.

Karut marutnya negeri ini, dikarenakan banyak pejabat negara kita yang “kemaruk”. Mereka hanya ingin memuaskan hasrat dan hawa nafsunya saja. Tidak ada kepedulian sedikitpun kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan. Karena yang dikejar semata-mata hanya harta, harta, dan harta. Menumpuk harta benda demi memuaskan hasrat dan hawa nafsunya.

Sebelum terlambat, dan mumpung masih ada waktu, segeralah berbenah diri. Berbuatlah kebajikan, berbuat baik kepada sesama, mau berbagi, dan menolong sesama supaya Anda bisa menikmati kedamaian dalam hidup ini. Ibaratnya bisa makan enak tidurpun nyeyak.

Untuk apa punya harta berjibun jika Anda tidak bisa mengendalikan diri. Akibatnya akan menanggung malu, kena OTT KPK dan dijebloskan ke dalam penjara. Kalau sudah begini baru sadar, dan menyesali perbuatan.

Kuncinya ada pada kebutuhan dan keinginan harus seimbang. Tidak boleh “jomplang” supaya Anda bisa hidup bahagia, di dunia dan akhirat. Bagaimana pendapat Anda.

Tetap semangat saudaraku, salam hangat dari kami.

Surabaya, 13 Januari 2020

Cak Deky.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *