KUPANG, NTT (beritalima.com) – Komisi IV DPRD NTT melakukan kunjungan kerja ke pulau Semua, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (7/6/2016).
Rombongan (DPRD dan SKPD) yang dipimpin Wakil Ketua DPRDNTT, Nelson Matara saat tiba di dusun II, Desa Hansisi, Kecamatan Semau Utara disambut secara adat oleh masyarakat setempat. Begitu pula di Desa Letbaun, Kecamatan Semau Utara juga disambut adat Natoni.
Di Desa Hanisi pertemuan dilakukan di Gereja (GMIT) Tiberias. Kepala Desa Hansisi, Lorens Hendrik dalam laporannya menyampakan kondisi di wilayahnya, yakni air bersih, jalan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Jalan lingkungan strategis yang dimaksuksudkan ialah jalan akses menuju kegiatan perikanan dan budidaya rumput laut.
Menurut Lorens, sudah tiga tahun berturut – turut diusulkan dalam Musrenbangdes, namun belum diakomodir dalam APBD Kabupaten Kupang sehingga diarahkan ke Balai Sungai Wilayah Nusa Tenggara II. “ Jadi sudah tiga tahun berturut – turut kami usulkan tapi belum juga dijawab. Jadi mudah – mudahan dengan kunjungan ini menjadi perhatian”, kata Lorens.
Selain persoalan air bersih dan jalan lingkungan, juga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menurutnya, masyarakat desa setempat mayoritas nelayan dan budidaya rumput laut. Karena itu, diharapkan ada bantuan perayu dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT.
Begitu pula air bersih, mereka juga berharap ada bantuan sumur bor dari Pemprov NTT.
Keluhan yang sama, juga disampaikan warga Dusun Kampung Baru,Desa Letbaun, Kecamatan Semau Utara. Dalam dialog dengan DPRD NTT dan SKPD Pemprov NTT, Abraham Baung, mantan Kepala Desa Letbaun mengatakan, yang menjadi persoalan utama di desa Letbaun ialah air bersih dan penerangan listrik. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi menjawab kebutuhan dasar warga ini secara bijak.
Dikatakan Abraham, sejak 8 tahun lalu ketika ia masih menjabat kepala desa Letbaun sudah mengusulkan kepada pemerintah terkait masalah listrik dan air bersih.
Saat ini warga menggunakan sehen untuk penerangan dengan biaya Rp 40.000 per bulan sementara air masyarakat memanfaatkan sumur timbah milik warga setempat yang berjarak kurang lebih 3 km dari pemukiman.
Menanggapi keluhan warga Desa Hansisi dan Desa Letbaun, Wakil Ketua DPRD NTT, Nelson Matara (PDIP) menyampaikan, bahwa aspirasi yang disampaikan akan diperjuangan dalam APBD Perubahan.
Kebutuhan air bersih dan listrik kata Nelson akan dianggarkan dalam APBD Perubahan tahun 2016. .Karena itu, pihaknya meminta Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT untuk segera melakukan survei dan mengambil data supaya masuk dalam APBD Perubahan 2016.
Sedangkan terkait pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya industri tenun ikat, Nelson Matara meminta pengrajin tenun ikat untuk membentuk kelompok kemudian membuat proposal, dan kami akan koordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Dinas Sosial Provinsi NTT.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Komisi IV DPRD NTT, Angelino Da Costa. “ Untuk PLTS dan Sumur Bor, kami minta Dinas Pertambangan melakukan survei. Jika ada sumber air kami anggarkan dalam perubahan”, ujar Angelino.
Dalam kunjungan kali ini, komisi IV menyumbangkan 100 zak semen untuk pembangunan Gedung Gereja (GMIT) Tiberias, Desa Hansisi. Sementara Nelson Matara menyumbangkan 200 lembar seng untuk pembangunan gereja Tiberias dan juga dana untuk pengurusan akte notaris pengembangan kelompok tenun ikat di Desa Letbaun.
Kunjungan kerja kali ini adalah paling lengkap, dimana sebanyak 12 orang anggota komisi IV dari semua fraksi ikut dalam kunker, yakni Nelson Matara, Gusti Beribe, David Wadu (PDIP), Yohanes Rumat, Noviyanto Pati Lende (PKB), Mercy Piung (Hanura), Jefri Unbanunaek (Gabungan), Eldat Nenabu (Golkar), Agus Bria Seran (Gerindra), Angelino Da Costa (PAN), Boni Jebarus (Demokrat), Armi Konay (NasDem). Sementara dari SKPD, Kadis Perhubungan Provinsi NTT, Richard Djami, serta staf dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT. (Ang)