Apa Gara-garanya?
JAKARTA, beritalima.com – Kereta api jurusan Bandara Internasional Minangkabau-Padang sudah dapat dinikmati secara mudah oleh para penumpang. Tiketnya pun tidak terlalu mahal. Hanya Rp10.000 sekali jalan untuk jarak terjauh. Tahukah Anda bahwa berkat pengerjaan kereta seperti yang digunakan di BIM ini, nilai proyek perusahaan nasional tersebut meningkat signifikan dari tahun 2017 ke 2018?
PT Inka sekarang tidak lagi hanya berfokus pada pembuatan gerbong kereta berpenumpang. Setidaknya, PT Inka sekarang juga telah mengerjakan berbagai produk seperti lokomotif, kereta berpenggerak, gerbong barang, dan kereta khusus. Mereka bahkan juga tengah mengembangkan produk pendukung seperti mesin pendingin udara khusus untuk gerbong kereta api dan articulated bus dengan panjang 18 meter yang dioperasikan oleh PT Transjakarta.
Kereta khusus yang diproduksi oleh PT Inka antara lain adalah kereta inspeksi, kereta ukur, kereta kedinasan, dan track motor car, dan kereta penolong. Sementara jenis gerbong barang yang diproduksi antara lain adalah jenis gerbong datar, gerbong tangki, kereta bagasi, gerbong ZZOW, dan dan gerbong KKBW untuk angkutan batubara.
Untuk memenuhi kebutuhan produksi dan pengembangan produk lainnya, perusahaan ini memerlukan tambahan pekerja. Saat ini, dengan jumlah pekerja sekitar 5.000 orang, INKA telah merekrut anak-anak muda lulusan SMK dan perguruan tinggi sebanyak kurang lebih 1.000 orang. Selain itu, untuk memenuhi permintaan produksi, perusahaan perkeretaapian terintegrasi pertama di Asia Tenggara tersebut saat ini tengah membangun pabrik di Banyuwangi dengan luas 3 kali lipat luas pabrik di Madiun. Luas pabrik di Madiun adalah 22 hektar.
Peningkatan jumlah pekerja ini juga diimbangi dengan peningkatan nilai proyek yang dikerjakan oleh perusahaan ini. “Tahun 2018 nilai kontraknya sekitar Rp3,6 Triliun. Angka ini meningkat kurang lebih Rp1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,6 triliun,” kata Budi Noviantoro, Direktur Utama PT Inka.
Perusahaan juga menginvestasikan peralatan-peralatan baru untuk memenuhi kebutuhan produksi. Budi mengatakan, paling banyak nilai investasinya memang untuk peralatan. “Ke depan spesifikasi kereta itu bukan lagi steel, tetapi minimal stainless steel. Jadi cara mengelasnya saja berbeda. Tujuannya agar tidak karatan, tidak mudah keropos sehingga dempulnya tidak perlu terlalu banyak,” ungkap Budi.
Berkat inovasi dan pengembangan teknologi perkeretaapian yang dilakukan oleh PT Inka, perusahaan ini mendapat kepercayaan untuk membantu pengembangan transportasi kereta api di Thailand. Pada 22 Maret 2018 lalu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kedatangan Utusan Khusus Pemerintah Thailand di Jakarta. Kedua pejabat tersebut mendiskusikan kerja sama antara Indonesia dan Thailand dalam pengembangan perkeretaapian di negeri gajah putih tersebut.
“Banyak hal yang dapat kita kerjakan bersama-sama. Negara yang mengembangkan industri perkeretaapian sudah pasti memiliki visi besar untuk meningkatkan perekonomian negaranya. Indonesia sudah memiliki pengalaman yang panjang dalam membangun industri ini. Presiden Jokowi memiliki visi yang besar dalam pengembangan manajemen logistik berbasis kereta api. Selain infrastruktur jalan, salah satu yang dikembangkan oleh Presiden Jokowi adalah angkutan penumpang dan barang berbasis kereta api,” ungkap Moeldoko.
Dalam kesempatan tersebut, PT INKA dan State Railway of Thailand serta perusahaan lokal Thanakorn bersepakat untuk saling bersinergi, di mana Pemerintah Thailand mengharapkan dukungan dari PT INKA dalam bentuk produksi lokomotif, transfer teknologi, maupun peningkatan kapasitas dalam industri perkeretaapian.