BANYUWANGI, beritalima.com – Kemunculan tarian erotis dalam pameran modifikasi mobil di Gedung Wanita Banyuwangi, Jawa Timur, sepertinya cukup membuat gerah para ulama setempat.
“Polisi harus bertindak tegas,” ucap Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pondok Pesantren Banyuwangi, KH Ahmad Munib Syafaat Lc MEI, Selasa (3/4/2018).
Karena, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, jika tak ada tindakan tegas, pihak EO lainnya akan menganggap hal biasa.
“Kan bisa lebih parah lagi, yang lainnya akan mengikuti karena tidak ada tindakan,” pungkas tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ini.
Sementara itu, hari ini Polsek Banyuwangi Kota rencananya akan melakukan pemeriksaan terhadap Koordinator Sales Promotion Girl (SPG), SPG dan pihak EO. Senin kemarin (2/4/2018), Polisi juga telah memeriksa perwakilan panitia, bernama Dedy Nurmansyah, asal Tangerang Selatan.
Sementara itu, sesuai perizinan, penyelenggara acara pameran modifikasi mobil yang menggelar tarian erotis tersebut adalah PT HIN Promosindo. Sedang oknum penanggung jawab bernama Dolle Suprayitno, warga Jalan Mawar, Nomor 7, RT 04 RW 19 Kelurahan Setiamekar, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Data Kepolisian, meski sempat menampilkan tarian panas sejumlah gadis, acara di Gedung Wanita Banyuwangi, tersebut ternyata hanya mengantongi izin pameran modifikasi (Indonesia Outomodified IAM). Dimulai hari Sabtu, 31 Maret hingga Minggu 1 April 2018.
Seperti diberitakan sebelumnya, selain tarian erotis, belakangan tersiar kabar bahwa dalam kegiatan pameran modifikasi mobil di Gedung Wanita Banyuwangi, tersebut juga digeber pemilihan Miss Hot in Night (HIN). Dimana para gadis model rela diraba hingga disentuh bagian vital tubuhnya demi mendapat voting tertinggi penonton agar bisa jadi pemenang.
Tak pelak, masyarakat Banyuwangi yang religius langsung ‘marah’. Terlebih tempat kegiatan, Gedung Wanita Banyuwangi, adalah milik Pemerintah Daerah. (Tim)