GRESIK,beritalima.com-Pemerintah terus mengembangkan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Ujung Pangkah, yang memiliki potensi yang luar biasa.
Di lokasi ini terdapat belasan jenis tanaman mangrove yang begitu luas. Ditambah juga menjadi tempat migrasi puluhan burung internasional yang berasal dari Australia.
Potensi kawasan seluas 1.554 hektar yang berada di Desa Pangkahwetan, Desa Pangkahkulon dan Desa Banyuurip Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, Jawa Timur tersebut diusulkan pemerintah untuk dijadikan kawasan Ramsar Site.
Situs Ramsar meupakan situs lahan basah yang dirancang untuk kepentingan internasional di bawah konvensi Ramsar. Sehingga, bisa menarik banyak wisatawan dari mancanegara.
“Di sini menjadi jujukan migrasi dari puluhan burung laut. Mayoritas burung Pelikan dari Benua Australia,” ujarnya Direktur Bina Kawasan Ekosistem Esensial Ditjen KLHK, Asep Sugiharta.
Ia menambahkan, KEE Ujungpangkah ke depan akan menjadi destinasi berbagai sektor. Bisa untuk edukasi, wisata yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Pengelolaannya pun akan terus dikembangkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik M Najikh mengatakan kehadiran KEE Ujungpangkah ini mengeliminir polusi Kota Pudak sebagai Kota Industri. Meski aktivitas pabrik yang menghasilkan karbondioksida tinggi, KEE ini menjadi penyeimbang.
“Untuk itu silakan investasi sebesar-sebarnya di Gresik. Karena kehadiran KEE Ujungpangkah menghasilkan oksigen sehat sebagai penyeimbang karbondioksida pabrik,” katanya.
Berdasarkan catatan, ada sekitar 72 jenis burung laut yang memenuhi lokasi tersebut. 50 di antaranya adalah burung yang melakukan migrasi dari Benua Australia. “Migrasi burung laut biasanya terjadi di bulan Juni dan Juli. Ini yang terlihat adalah burung jenis Dara Laut,” ujar Polhut BKSDA Jatim Adnan Wibowo.
Dijelaskan, jika air pasang burung-burung migrasi itu bersembunyi di balik pepohonan mangrove. Jika air sudah surut, biasanya akan keluar secara bergerombol dan mencari makanan ikan-ikan kecil.
Selain jadi jujukan migrasi burung laut, KEE Ujungpangkah juga memiliki 19 jenis pohon mangrove. 17 di antaranya jenis mangrove jati dan dua lainnya jenis asosiasi. “Satu jenis mangrove asosiasi yakni jenis Nipa tidak ada di tempat lain. Hanya di sini,” tukasnya.
Hingga saat ini, lebih dari 100 ribu pohon mangrove yang ditanam di lokasi tersebut. Sejak 2016 dengan dukungan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Santri. Jumlah tersebut sangat mungkin bertambah karena pengelola masih terus menggenjot penanaman.(Moh Khoiron)