Jakarta, Dalam pertemuan Forum Kebangsaan Nusantara bersama Mentri Pertanian Amran Sulaiman membahas konsep “Food Security” atau ketahanan pangan yang berkelanjutan, terutama dalam hal swasembada beras
Menurut pegiat pupuk organik dan ketua dewan pembina FKN mengatakan bahwa konsep ketahanan pangan “food Security” mengaplikasi pupuk organik/hayati kepada petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen padi yang signifikan.
“Pak Mentri akan mengawal dari mulai tanam sampai panen, akan dapat berapa ton per hektar dengan aplikasi pupuk organik ini,padahal kalo untuk demplot sudah sering kita lakukan sebelumnya, yang paling penting adalah setelah kita buktikan demplot berhasil, gimana kelanjutannya?, imbuhnya
“Pengalaman yang sudah kita aplikasikan ke Gapoktan yang sudah memakai pupuk organik ini disekitar wilayah Indramayu, jati barang dan daerah sekitarnya di Jawa barat sudah mendapatkan hasil panen diatas 10 ton per hektar,” jelas Wibi
“Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997-1998 yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional,” ujarnya
Ia menyayangkan terjadinya gempuran yang besar terhadap impor komoditas pangan seperti beras, garam, kedelai, gandum, gula mentah dan bahan pangan lainnya. Menurutnya ada kebijakan yang kurang pas dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. “Pertanyaannya siapa yang salah? kebijakan atau pola pikir menterinya?. Yang jelas keduanya keliru baik dari sisi kebijakan maupun pola pikir,” katanya.
Menurutnya kekeliruan tersebut terlihat dalam terapan kebijakan Redefinisi Pupuk dimana dalam pengelolaan tanah dan budidaya penanaman semua jenis tanaman pangan (terutama padi) seharusnya 80% menggunakan pupuk hayati yakni pupuk organik dan kompos, dan 20% menggunakan pupuk kimia terbatas. “Namun yang berlaku sebaliknya sehingga mengakibatkan tanah rusak atau tandus.”
“Konsep saya untuk sosialisasi ketahanan pangan agar bisa diserap dan diikuti petani di seluruh Indonesia adalah kementan harus menyiapkan demplot atau show case ketahanan pangan (food Security) disetiap kabupaten minimal 100 hektar, yang akan menggunakan aplikasi pupuk organik/hayati, kita harus membuat gerakan nasional untuk revolusi organik agar dapat memuliakan bumi dan tanah pertanian kita subur kembali,” terang pengamat militer ini.
Disamping itu, Wibisono menyebutkan untuk mencapai ketahanan pangan perlu penguatan Community Development. Selain itu pemerintah perlu membangun platform ketahanan pangan untuk mendapatkan database pangan yang akurat. “Inilah yang harus dilakukan pemerintah agar ketahanan pangan bisa tercapai terutama dalan mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan,” pungkasnya