JAKARTA, Beritalima.com– Kisah pilu penambal perahu di Kabupaten Lebak, Banten, yang harus mengetuk pintu tiap rumah untuk mendapat seragam sekolah buat anak dia, menyita perhatian Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Menurut dia, senator Banten harus segera bergerak, membantu warga yang kesulitan
. Para senator asal Banten, H Abdi Sumaithi, Andiara Aprilia Hikmat, Habib Ali Alwi dan TB M Ali Ridho Azhari harus dapat memantau kondisi yang dialami masyarakat di daerah pemilihan dia.
“Sungguh miris kita melihat perjuangan seorang ayah di Lebak yang harus mendapatkan seragam buat anaknya sekolah. Kita berharap senator bisa turut memantau kondisi seperti ini. Pemerintah harus lebih peka dengan kondisi masyarakat,” tutur LaNyalla saat kunjungan kerja di NTT, Minggu (29/8).
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu mengatakan, kondisi dialami warga Lebak harusnya tidak terjadi.
“Warga tidak mampu seperti itu seharusnya menjadi prioritas mendapatkan bantuan. Termasuk juga bantuan perlengkapan sekolah. Di saat seperti ini, Pemerintah harusnya hadir meringankan beban masyarakat,” kata dia.
LaNyalla meminta Pemerintah memiliki data valid sehingga masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan bisa mendapat haknya.
“Data sangat penting, baik untuk penyaluran bantuan atau lainnya. Pemerintah Daerah harus terus memperbarui data agar valid. Yang tak kalah penting, buat program untuk masyarakat tidak mampu sehingga mereka memiliki akses untuk mendapatkan kemudahan di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.”
Ia mengimbau para senator terus memantau kondisi dan isu masyarakat di daerah.
“Hal seperti ini tidak boleh luput dari perhatian. KIta justru berharap senator menjadi yang terdepan untuk memberikan solusi bagi masyarakat,” kata dia.
Kisah memprihatinkan di Lebak dialami Tanto Gunawan (47), penambal perahu. Tanto yang tidak memiliki cukup uang, harus mengetuk pintu tiap rumah di Kampung Jogjogan, Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.
Dia berharap bisa membeli seragam bekas dengan harga murah atau bahkan didapatkan secara gratis.
Tanto berkeliling mencari seragam bekas untuk anaknya Bagas Panca Wijaya (16) yang kini akan masuk sekolah tatap muka di SMKN 1 Bayah. Namun, Bagas masih mengenakan seragam SMP karena tak punya pakaian putih abu-abu.
Tanto yang memiliki empat anak, mengaku memiliki uang Rp 100.000. Tapi uang itu akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya untuk tiga hari ke depan.
Pekerjaan yang digelutinya kini biasa dibayar sekali dalam tiga hari atau satu minggu. (akhir)