Papua). Pengamat Papua Torius Tabuni menilai konflik di Papua telah berkepanjangan dan semakin melebar dari inti permasalahan. Melalui keterangannya Torius berpendapat bahwa memburuknya konflik di Papua erat dipengaruhi oleh provokasi kelompok separatis.
Dalam keterangannya Kamis (24/12/2020), Torius meyakinkan dalam kehidupan nyata bahwa situasi di Papua tidak semeresahkan apa yang diisukan oleh kelompok separatis. Ditambahkan juga bahwa kelompok separatis di Papua mulai merambah dua sektor rawan, yaitu pergolakan senjata dan ranah politik.
“Datang ke Papua, lihat apa yang ada. Kehidupan disana tidak berbeda dengan kehidupan di desa pada umumnya. Apa yang banyak dibicarakan orang hanyalah dampak dari provokasi, sehingga menstigma seolah Papua selalu rusuh atau sebagainya,” ujarnya.
Bahkan ia menambahkan dinamika yang terjadi di Papua lebih bermula dari eksistensi dan ancaman kelompok separatis itu sendiri. Dikatakannya bahwa kelompok separatis selalu mencari-cari kelengahan aparat untuk melakukan teror.
“Awal dari konflik di Papua itu bukan karena rendahnya pendidikan, bukan karena terbatasnya ruang, bukan juga faktor rakyat yang taraf hidupnya ada dibawah rata-rata, tetapi semua bermula dari kelompok separatis itu sendiri. Mereka mencoba mengganggu dengan penembakan sehingga ketika ada penindakan maka mulai dihembuskan isu tentang pelanggaran kemanusiaan,” kata Torius.
Diterangkan bahwa Papua bisa lepas dari jerat konflik jika saja kelompok separatis tidak ikut campur tangan. Hal ini diungkapkan sebab dia menilai bahwa setiap pembangunan dan kemajuan yang tertoreh di Papua akan mentah karena anggapan-anggapan negatif yang terus dimanfaatkan oleh kelompok separatis. “Aparat yang disiagakan itu hanya sebagai timbal balik dari eksisnya kelompok separatis. Ini kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya dari ancaman terorisme,” ucapnya.
“Kita bisa lihat di tempat lain, masih sama-sama di Papua tapi mengapa tidak dibicarakan tentang ramainya keberadaan aparat? Jawabannya karena tempat itu tidak menjadi sarang KKB. Semua hanya akal-akalan kelompok anti pemerintah,” ungkapnya.
Jelang akhir tahun 2020, kelompok separatis masih menjadi ancaman tersendiri bagi keaman di Papua. Oleh sebab itu melalui keterangan pers Markas Besar Kepolisian RI akan melanjutkan agenda Operasi Nemangkawi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono yang menyebutkan bahwa operasi tersebut akan menyasar langsung kelompok KKB dan juga kelompok lain yang terafiliasi pada gerakan politik.
“Khusus untuk Operasi Nemangkawi sasaran dan target khususnya adalah KKB serta juga Kelompok Kriminal Politik (KKP). Sehingga untuk tahun 2021 masih akan tetap kita lanjutkan. Dengan upaya-upaya ini diharapkan bisa menciptakan situasi yang aman dan tertib di Bumi Cenderawasih,” terangnya. (*)