Kemah Moderasi Ajak Penyuluh Agama dan Pemuda Ormas Islam Agar Bisa Menyikapi Hidup Secara Moderat

  • Whatsapp

Mojokerto | beritalima.com – Kemah Beragama yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di UBAYA Training Center (UTC), 28 – 31 Agustus 2022. Kegiatan ini usulan dari Direktur Penerangan Agama Islam terutama untuk penyuluh agama, pemuda – pemuda ormas Islam berupaya cara bagaimana mengajak komponen – komponen agama untuk menyikapi hidup secara moderat.

Demikian hal itu diungkapkan Syamsul selaku Direktur Penerangan Agama Islam (Dirpenais) saat berhasil ditemui di lokasi kegiatan, tepatnya di Desa Duyung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Hadir sekitar 400 peserta dari lintas agama dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Mojokerto, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Husnul Maram, Kakanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad, Kakanwil Kemenag Bali Komang Sri Marheni, Forkopimda Pemprov Jatim dan pejabat di lingkungan Kementerian Agama lainnya.

Pembukaan Kemah Moderasi 2022 diawali defile perwakilan Jawa Barat, Banten, DKI, Jawa Tengah, Bali serta perwakilan masing-masing penyuluh dari Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Budha dan Hindu se Indonesia yang mengenakan pakaian adat nusantara.

Dijelaskan Syamsul, moderasi agama itu tidak ekatrim dan bisa menyikapi persoalan hidup dengan cara – cara yang wasathiyah (jalan tengah) sesuai dengan ketentuan agama.

“Kita muslim sebagaimana agama Islam yakin bahwa perbedaan keyakinan merupakan suatu keniscayaan kita tidak bisa paksakan keyakinan lain harus satu keyakinan dengan kita,” tandasnya.

Urusan keyakinan itu ucapnya, sudah menjadi urusan hidayah oleh karena itu menurutnya saling menghormati perbedaan dan saling bantu membantu dalam kehidupan sosial. Kemudian saling menjaga sehingga terjadi suatu komunikasi sosial yang damai, nyaman dan tidak saling menyakiti serta tidak saling merugikan.

“Sikap – sikap seperti ini harus dikawal tidak bisa dibiarkan karena kalau dibiarkan masing – masing jadi liar. Apapun keyakinan kita harus ada yang mengawal dengan Bhinneka Tunggal Ika, kita berbeda – beda tapi tetap satu,” jelas Syamsul diterima beritalima.com, Selasa (30/8/2022)..

Sebelumnya disampaikan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin pada saat pembukaan, Senin (29/8/2022) bahwa Kemah Moderasi bukan sekadar upacara sermonial semata melainkan untuk membangun komitmen dan fundamental dalam menjaga dan merawat kebhinekaan.

Moderasi beragama ujarnya, bukan hanya diarusutamakan secara normatif tetapi bentuk implementatif dan manifestasi komitmen bersama untuk menjaga Indonesia, menjaga keberagamaan, menjaga NKRI, Pancasila dan UUD 1945.

Lanjutnya, Kamaruddin mengutip sebuah kalimat impresif dari seorang teolog Kristen Pastor Hans Küng yang sarat nilai moderasi beragama.

“Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian di antara agama-agama. Tidak ada perdamaian antar agama tanpa dialog antar agama. Tidak ada dialog antar agama tanpa penyelidikan atau investigasi tentang fondasi agama-agama,” ujarnya.

Ia menegaskan sebagai umat muslim dengan keyakinan muslim dirinya tidak akan terganggu dengan agama lain. Moderasi beragama lanjutnya, bukanlah pendangkalan akidah agar sebagian masyarakat tidak salah paham dengan makna moderasi beragama.

“Sebagai muslim dengan keyakinan muslim, saya tidak akan pernah terganggu dengan agama lain. Ini penting supaya moderasi beragama tidak disalahpahami. Moderasi beragama bukan bermaksud melemahkan akidah. Saya yakin dan percaya, agama Islam adalah terbaik, begitu juga dengan umat Hindu, Kristen, Katolik, Buddha dan Khonghucu yang memiliki keyakinan bahwa agamanya yang paling benar dan menghantarkan menuju surga bertemu Tuhan, ” jelas Kamaruddin Amin.

Dirjen Bimas Islam pun mengajak seluruh peserta Kemah Moderasi untuk terus menjaga kebhinnekaan, saling menghormati dan toleran.

“Kemah moderasi bisa berperan maksimal dalam menjaga dan merawat keindonesiaan kita. Mari bersama menjaga Indonesia, menjaga agama, nilai-nilai agama dan menjaga Indonesia demi tercapainya cita-cita pembangunan dan kemerdekaan,” tandas Kamaruddin.

Reporter : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait