Jombang | beritalima.com – Drs. Bambang Djoko Soejono, M.Pd selaku Kepala Sekolah, mendeskripsikan bahwa SMP Negeri 2 Sumobito merupakan satu sekolah yang mengimplementasikan kurikulum merdeka dan telah menampakkan kemandirian siswa terlihat dari inisiatif siswa siswi dalam belajar, menyelesaikan tugas hingga berkolaborasi tanpa tergantung penuh pada instruksi guru.
“Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang terdapat di sekolah ini bahkan penyambutan siswa digerbang sekolah dengan penuh kehangatan agar anak dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan,” ujar Kepala SMP Negeri 2 Sumobito usai menyusun narasi kemandirian siswa tanpa instruksi dari guru, diterima beritalima.com, Rabu (14/5/2025).
Lanjut Bambang, pembiasaan pagi dilaksanakan sebelum pembelajaran dengan kegiatan menyanyikan lagi Indonesia Raya, pembacaan Pancasila, mengaji, mengucapkan doa belajar, dan motivasi dari bapak ibu guru.
Bahkan ada program BTQ, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis Al Qur an bagi siswa baik di sekolah, untuk keputrian, maupun di Pondok Pesantren. Dalam program ini ungkapnya, sekolah juga menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Jombang.
“Dengan program ini ada beberapa siswa yang hafal Al Qur an dan mendapatkan sertifikat dari Dinas Pendidikan,” ujarnya.
Selain itu dijelaskan Bambang Djoko Soejono, ada penyerahan Syahadah program Tahfidul Qur an dari Pondok Pesantren Hamalatul Qur an dan literasi dilaksanakan selama di dalam kelas selama sepuluh menit sebelum kegiatan pembelajaran.
“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam berliterasi, sekolah mengukuhkan duta literasi pada akhir tahun ajaran. Program ini merupakan bagian dari program perpustakaan di sekolah,” jelasnya.
Adapun kegiatan lain yang ditampilkan SMP Negeri 2 Sumobito melaksanakan kegiatan PHBI dan PHBN yang bertujuan untuk peningkatakan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, sekolah mengadakan Peringatan Hari Besar Agama Islam dan salat berjama’ah dan peningkatan nasionalisme dengan melaksanakan Hari Besar Nasional.
“Juga melaksanakan pembelajaran intrakurikuler yang berbasis IT dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas siswa. Dan pelaksanaan pembelajaran kokurikuler yang bertujuan untuk menguatkan pembelajaran intrakurikuler,” terangnya.
Sambungnya, manfaat pembelajaran siswa mendapatkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari karena siswa dapat mandiri dan berkreatifitas.
“Pembelajaran ini dikenal dengan nama P5 antara lain praktek membuat vertikal garden, praktek membuat aqua scape, dan praktek membuat makanan tradisional, serta praktek daur ulang seperti Ecobreak SPEDU dan baju hasil dari daur ulang,” pungkasnya.
Ditambahkan Bambang Djoko Soejono, bahwa pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan setelah pembelajaran intrasekolah.
“Program ini juga meningkatkan keterampilan kreativitas dan kemandirian siswa baik ekstra batik, ekstra pramuka, maupun ekstra sepak bola dan bola volly,” jelasnya.
Ekstra batik diantaranya adalah melakukan praktek batik di sekolah, praktek batik colet, praktek batik cap, dan bertemu dengan pengrajin serta mengikuti pameran batik di UMKM. Sedangkan ekstra pramuka siswa dapat berkreatifitas dan mandiri.
“Ekstra sepak bola dan bola volly, program ini menampung bakat minat siswa dalam bidang olahraga sehingga siswa dapat mengembangkan bakat dan minatnya,” tururnya.
Pungkas Bambang, kemandirian siswa dan kreativitas siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam panggung gambus Misri dengan seniman gambus misri khas dari Desa Kendalsari.
“Kurikulum merdeka telah memberdayakan siswa di sekolah ini untuk menjadi pembelajar yang lebih mandiri, yang ditunjukkan melalui partisipasi aktif, dalam mengikuti pembelajaran kemampuan mengelola waktu yang efektif, dan refleksi, serta yang konstruktif,” pungkasnya.
Jurnalis : Dedy Mulyadi







