KUPANG, beritalima.com – Menurut Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014, kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular yaitu stroke menduduki peringkat pertama. Trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup di masyarakat. Tentunya, hal ini menjadi ancaman bagi produktifitas bangsa kita. Usia produktif yang besar dan seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan akan terancam, apabila derajat kesehatanya terganggu oleh penyakit tidak menular dan perilaku hidup yang tidak sehat.
Oleh karenanya, diperlukan upaya pendekatan promotif dan preventif yang sangat efektif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan. Karena pada dasarnya, pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat bergantung pada perilaku individu. Didukung pula kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, penciptaan sumberdaya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K), dalam sambutannya yang dibacakan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam peringatan HKN ke-52 bertempat di Lapangan Upacara RST Wirasakti Kupang.
Peringatan HKN kali ini mengangkat tema “Indonesia Cinta Sehat dengan Sub Tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat.
“ Pada 15 November mendatang, Presiden Joko widodo akan meluncurkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Tujuan GERMAS ini agar masyarakat berperilaku sehat, diharapkan berdampak pada kesehatan yang terjaga, terciptanya lingkungan bersih. Dengan demikian dalam kondisi sehat, produktivitas masyarakat meningkat dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat berkurang. GERMAS diluncurkan seiring dengan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga”, katanya.
Ada lima hal penting yang menjadi perhatian dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional, sejalan dengan tema HKN tahun ini, yaitu pertama, Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur penopang peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan mesti lebih didorong pada aspek promotif dan preventiv tanpa melupakan aspek kuratif dan rehabilitatif.
Kedua, Kementrian kesehatan mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota serta provinsi yang telah mengalokasikan 10 % dari anggaran pembangunan untuk sektor kesehatan.
Ketiga, Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup sehat harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian dari masyarakat terkecil yang membentuk kepribadian, dari proses pembelajaran hingga menuju kemandirian.
Keempat, Diperlukan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektor, akademisi, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab bersama akan masa depan bangsa, khususnya kualitas Sumberdaya Manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lain.
Kelima, kembali pada Gerakan Revolusi Mental di jajaran kesehatan dengan tiga nilai utama yaitu, integritas, kereja keras dan gotong royong yang harus menjadi budaya kerja bangsa Indonesia agar dapat memberi warna dan arah pada pembangunan kesehatan. (Ang)