Garut, beritaLima.com ,- Misteri meninggalnya AR (15 tahun), pasien salah satu RS di Garut pada 25 Mei 2016 silam hingga kini masih menyisakan pertanyaan bagi keluarga, benarkah pasien menjadi korban malpraktek ?! Menurut pihak keluarga, setelah mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, korban mengalami reaksi mata merah hingga mengalami kebutaan, timbul infeksi berupa bisul bernanah di bagian bibir atas bawah, wajah hitam-hitam terbakar serta mengeluarkan cairan, mulutnya memuntahkan darah segar. Ironisnya dokter yang menangani pasien menolak melakukan chek up dengan dalih telah menyerahkan penanganannya ke dokter Kulit. Sementara dokter Kulit kepada keluarga sempat mengatakan jika reaksi alergi sudah sampai ke ulu hati dan kemungkinan sulit disembuhkan. Akhirnya AR menghembuskan nafas terakhirnya dalam kondisi mengenaskan. Sumber lain mengatakan jika pihak keluarga sempat melayangkan surat komplain dan minta pertanggung jawaban dari RS tersebut. “Kami pihak keluarga tidak menerima atas kematiannnya, maka dari itu pihak RS harus mempertanggung jawabkannya”, demikian inti dari surat yang ditanda tangani orang tua AR diketahui Ketua Rt/Rw dan Kepala Desa Jayaraga yang dilayangkan kepada RS. Iw, Kasubag RS tersebut kepada awak media beberapa waktu lalu membenarkan adanya surat dari keluarga pasien AR (alm) mempertanyakan tentang mekanisme pengobatan, namun tambah Iw, karena ini di ranah pelayanan, pihaknya telah mengkonfirmasi ke bagian pelayanan dan membuat kronologis pasien AR dari mulai pengobatan rawat jalan, dirawat inap sampai meninggal dunia di RS. Iw menambahkan secara formal semua sudah dibuat oleh tim medis dan dikoordinasikan dengan direktur. Ketika disinggung adanya dugaan mal praktek dan kelalaian dalam proses pengobatan terhadap pasien AR, Iw menjawab dengan adanya persitiwa ini pak direktur telah mengintruksikan kepada bagian pelayanan untuk membuat kronologis “Adapun jika ada tuduhan malpraktek, ya seyogyanya harus dikaji dan bisa kita bicarakan dengan duduk bersama” pungkasnya. (Pathuroni Alprian)