SURABAYA, beritalima.com | Pasien konfirmasi positif COVID-19 dengan komorbid atau penyakit bawaan menjadi kelompok paling rentan. Bahkan komorbid menjadi penyebab terbanyak kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr. Herlin Ferliana M.Kes, mengatakan, berdasarkan analisa di Provinsi Jawa Timur sebanyak 95% pasien positif COVID-19 meninggal karena komorbid. Jenis penyakit bawaan di antaranya penyakit paru-paru dan jantung.
“Memang karena penyakit bawaan ada yang sakit paru-paru dan diabetes ini akan lebih sulit untuk recovery kondisi kesahatan. Ini mejadi perhatian khusus untuk mereka yang komorbid usahakan tidak sampai tertular,” kata dr. Herlin saat konferensi pers secara virtual, Rabu (21/10/2020).
Penyebab lain kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur adalah terlambat datang ke fasilitas kesehatan. dr.Herlin mengaku pihaknya sudah melakukan antisipasi bahwa semua pasien positif COVID-19 tanpa gejala bisa isolasi di rumah. Selain itu warga juga diminta untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu, rajin cuci tangan pakai sabun, dan memakai masker.
Terkait kesiapsiagaan, lanjut dr. Herlin, SDM kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan selalu dipantau dan akan dilakukan penambahan jika diperlukan. “InsyaAllah SDM kesehatan dan alat kesehatan aman di tiga bulan ini. Hal ini tidak jadi persoalan, karena kami sudah menyiapkan 127 rumah sakit, tapi kalau pada saat kondisinya berat maka ada lima RS yang akan kami siapkan, yakni RSUD Dr. Soetomo, RSUD Dr. Saiful Anwar, RSAL dr. Ramelan, RS Unair, RSUD Madiun,” ucap dr. Herlin.
Sama halnya dengan kasus di Sulawesi Selatan, penyebab terbanyak kematian pasien COVID-19 adalah penyakit bawaan. Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, dr. Muhammad Ichsan Mustari MHM, mengatakan, kasus kematian di wilayahnya hampir 97% diakibatkan oleh komorbid.
“Dari Sulawesi Selatan, jumlah kematian mengalami penurunan hingga 2,6%. Kasus kematian karena komorbid hampir 97%. Komorbid ini yang memperberat kondisi pasien,” tutur Ichsan. Namun demikian ia menjamin kesiapan fasilitas kesehatan dan SDM kesehatan untuk menangani pasien COVID-19 di Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, dr. Yulianto Prabowo M.Kes, menanggapi penyebab kematian pasien COVID-19 disebabkan oleh berbagai faktor. Secara teoritis ia menjelaskan penyebab kematian itu bisa disebabkan dari faktor agent, host, environment, dan pelayanan kesehatan. Ia mencontohkan agent dalam kasus ini adalah virus SARS-CoV-2. Pasien positif COVID-19 yang diakibatkan oleh virus dapat dilakukan tata laksana isolasi mandiri dan menurutnya hampir 100% pasien sembuh.
Faktor lain berupa host atau penderita COVID-19 yang sudah lansia dengan komorbid. Ini sangat mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap kematian. “Maka dari itu di Jateng dilakukan skrining kelompok rentan seperti ibu hamil, dan Lansia dengan komorbid. Mereka yang jadi prioritas tes,” ucap dr. Yulianto.
Tak hanya itu, dr. Yulianto menilai alat-alat kesehatan pun bisa menjadi faktor penyebab kematian, seperti di antaranya ventilator. Menurutnya, tingkat kesembuhan dengan menggunakan ventilator itu rendah, maka dari itu alternatif lain yang dilakukan dengan menggunakan High-Flow Nasal Cannula. (Ganefo)