Caption:
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyampaikan sambutannya pada Digistar Connect 2022 yang digelar Telkom Indonesia
SURABAYA, Beritalima.com|
Talenta digital kini sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan inovasi digital di berbagai sektor kehidupan. Bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Telkom Indonesia hadir mengajak anak muda untuk ikut belajar, tumbuh, dan berkontribusi bagi dunia digital di Indonesia melalui acara Digistar Connect 2022: Goes to East Java yang diselenggarakan di Gedung Pusat Riset ITS, Jumat (11/3/2022).
Kegiatan ini dihadiri oleh para sivitas akademika ITS, mulai dari para jajaran pimpinan, dosen, sampai para mahasiswa. Untuk mendukung perkembangan inovasi digital, ITS sebenarnya telah membangun Kawasan Sains Teknologi (KST) dengan beragam klaster, yaitu robotika, maritim, otomotif, dan industri kreatif.
“Apa yang telah diupayakan oleh ITS semoga sejalan dengan program yang telah digagas oleh Telkom Indonesia,” ujar Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.
Digistar Connect sendiri merupakan rangkaian acara yang bertujuan untuk menarik talenta juara digital yang inovatif dan profesional untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi bagi Indonesia. Sebelumnya, Telkom Indonesia dan ITS pernah bersinergi dalam membangun dunia digital di dalam negeri dengan dibangunnya Digital Innovation Lounge (DILo) ITS, beberapa waktu dulu. Bukan hal yang asing bagi ITS untuk mendukung upaya Telkom Indonesia mengembangkan dunia digital Indonesia.
Direktur Digital Business Telkom Indonesia Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan, industri berusaha berkembang mengikuti era digital sekarang ini, termasuk Telkom Indonesia. Untuk mendukung hal itu, dibutuhkan banyak sekali talenta digital yang tidak hanya bisa tetapi harus ahli dalam hal tersebut.
“Sebenarnya akan mudah karena pada dasarnya kaum milenial selalu ingin menghasilkan sesuatu yang penting,” ungkap Fajrin, sapaan akrabnya.
Fajrin membeberkan data bahwa pada tahun 2021, nilai ekonomi digital Indonesia berada pada angka sekitar 1.000 triliun dan riset mengatakan bahwa akan berkembang sebanyak dua kali lipat hanya dalam empat tahun. Tentu untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan banyak talenta muda yang siap untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi bagi Indonesia.
“Jangan sampai Indonesia hanya sebagai konsumen atau penonton saja, tetapi juga harus berperan aktif,” harap Fajrin.
Dalam kesempatan tersebut, Fajrin juga membocorkan bahwa keahliaan yang sangat dibutuhkan sekarang dan ke depannya hanya satu, yaitu mempunyai keinginan untuk belajar hal baru. Namun, sifat adaptif juga perlu ditanamkan untuk mendukung hal tersebut karena yang dipelajari harus sesuai dengan kebutuhan.
“Tidak ketinggalan, dalam melakukannya perlu adanya kerja sama agar hasilnya juga dapat diarasakan bersama,” tambahnya.
Hal itu dibenarkan oleh Data Scientist Digital Business Telkom Faldy Maulana Yuantoro. Menurutnya, mahasiswa tidak perlu khawatir jika masih merasa salah jurusan karena ia pun masih terus belajar setelah lulus untuk sampai di posisinya sekarang. Faldy menambahkan bahwa selain terus dikembangkan, ilmu yang dikuasi juga harus di kombinasikan agar lebih maksimal.
“Terpenting adalah selalu ingin belajar dan memberikan sesuatu yang lebih,” tutup alumnus Teknik Industri ITS tersebut mengingatkan.(Yul)