Kemegahan Candi Penataran di Kabupaten Blitar

  • Whatsapp

KOTA BLITAR, beritalima – Kabupaten Blitar salah satu tempat wisata budaya yang terdapat banyak candi dengan berbagai peninggalan agama Hindu yang sangat kuat, dimana Kabupaten Blitar terdapat beraneka ragam candi-candi Hindu yang mengagumkan dan sebagian besar masih dapat dilihat hingga sekarang sehingga para wisatawan masih dapat melihat berbagai peninggalan peradaban Hindu, Adapun beberapacandi yang berada di Blitar seperti candi Penataran Candi Kotes, Candi Sawentar, Candi Simping, Candi Kalicilik dan masih banyak lagi candi-candi lainnya.

Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Bagi anda yang berwisata di Jawa Timur, tepatnya di Blitar yang merupakan kota kelahiran Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, maka anda juga dapat berwisata budaya melihat candi yang terluar di Jawa Timur bernama Candi Penataran yang dimana tempat ini ramai dikunjungi dan tidak pernah sepi dari para wisatawan yang ingin menganggumi keindahan arsitektur peradaban Hindu kuno. Dari Blitar anda yang ingin berwisata ke tempat ini, hanya perlu sekitar 30 menit atau sekitar 12 km untuk sampai ke lokasi Candi Penataran ini.

Blitar terletak di arah azimuth 213° 39′ 11.007″ (Sebelah Barat Daya) dari Surabaya dengan jarak lurus 113.94 km, sedangkan jarak tempuh dari Surabaya ke Blitar adalah 169 km dengan perkiraan waktu tempuh sekitar 3 jam 40 menit.

Kalau anda dari Surabaya dengan jarak tempuh 169 km dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil) anda cukup merogoh saku Rp. 250.000,- untuk biaya bensin anda sampai tujuan pulang pergi.

Kabupaten Blitar salah satu tempat wisata budaya yang terdapat banyak candi dengan berbagai peninggalan agama Hindu yang sangat kuat, dimana Kabupaten Blitar terdapat beraneka ragam candi-candi Hindu yang mengagumkan dan sebagian besar masih dapat dilihat hingga sekarang sehingga para wisatawan masih dapat melihat berbagai peninggalan peradaban Hindu, Adapun beberapa candi yang berada di Blitar seperti candi Penataran Candi Kotes, Candi Sawentar, Candi Simping, Candi Kalicilik dan masih banyak lagi candi-candi lainnya.

Pada candi ini, anda akan dapat melihat berbagai macam relief, arca, dan struktur bangunan yang bernuansa Hindu ini, dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai bangunan suci “Palah” yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur.

Pengunjung wisata budaya dapat memasuki kawasan candi untuk menikmati lingkungan candi yang sangat luas dengan di suguhi udara sangat sejuk dan nyaman sambil menikmati pemandangan alam yang masih asri dan memanjakan mata melihat rerumputan yang masih sangat bersih karena, dirawat dengan baik dan di jaga oleh petugas dari pemerintah Kota Blitar, pengunjung juga dapat melihat berbagai macam relief, arca dan struktur bangunan yang bernuansa Hindu, wisatawan juga dapat membeli cindera mata berupa pernik-pernik khas Blitar dan bisa membawa pulang oleh-oleh sanak saudara di rumah yang di beli dari penjual di sekitar candi.

Candi Kotes

Candi ini berada di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Candi Kotes I memiliki ukuran panjang 360 cm, lebar 224 cm, tinggi 142 cm, dengan struktur bangunan candi hanya tinggal bagian kaki berbentuk segi empat. Sementara Candi Kotes II, memiliki ukuran panjang 754 cm, lebar 537 cm, dan tinggi 90 cm. Candi Kotes II berbentuk segi empat, dan bangunan yang tersisa hanya berupa dasar candi dan tangga masuk yang berada di sebelah barat.

Berdasarkan pahatan angka yang terdapat di tubuh candi, Candi Kotes diperkirakan dibangun pada tahun 1222 Saka atau 1300 Masehi. Candi ini memiliki dua buah latar dan satu miniatur candi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu atap candi, tubuh candi, dan khaki candi.

Candi Sawentar

Candi ini terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Candi Sawentar, atau disebut juga Lwa Wentar (dalam kitab Negarakertagama), diduga dibangun pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit.

Candi yang terbuat dari batu andesit ini berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m, dan tinggi 10,65 m. Pintu masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi tangga, sedangkan relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh candi. Di dalam ruangan bilik, ditemukan akas arca dengan pahatan burung garuda, yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu.

Candi Simping

Candi ini juga dikenal dengan nama Candi Sumberjati, merujuk lokasinya yang berada di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Blitar. Candi Simping disebut sebagai persemayaman abu jenazah Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Candi Simping memiliki relief jenis pradasina, relief yang dibaca searah jarum jam. Biasanya, relief pradasina tidak digunakan pada candi yang berfungsi sebagai makam. Menurut Dinas Kepurbakalaan, candi ini dulunya memiliki bangunan yang tinggi dan ramping.
Sayangnya, kondisi Candi Simping saat ini dalam keadaan reruntuhan. Menurut Dinas Kepurbakalaan, Candi Simping perlu dipugar oleh Pemerintah Kabupaten Blitar karena terlalu banyak bagian candi yang hilang.

Candi Kalicilik

Candi Hindu ini terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Bangunan candi ini terbuat dari bata merah dan memiliki denah bujur sangkar dengan ukuran 6,8 m x 6,8 m, serta tinggi 8,3 m. Candi ini terdiri atas tiga bagian yaitu alas candi, tubuh candi, dan atap candi. Pintu candi menghadap ke arah barat dan di atasnya terdapat hiasan berupa kala.

Pada sisi utara, timur, dan selatan, terdapat relung-relung yang juga berhiaskan kala pada bagian atasnya. Bilik candi kosong dan pada dindingnya terdapat relief Dewa Surya yang dikelilingi sinar matahari. Relief ini merupakan relief Surya Majapahit, yakni simbol dari masa Kerajaan Majapahit. Bagian puncak candi telah hilang, sedangkan bagian kaki candi telah direnovasi pada tahun 1993. (utg)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *