KUPANG, beritalima.com – Asisten Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Cosmas mengatakan, Kemenko Kemaritiman dengan tegas menyatakan segala aktivitas masyarakat pesisir yang memang telah menyatu dalam kehidupan mereka secara komunitas dan dipraktekan sampai saat ini wajib kita lestarikan sebagai budaya bahari.
“ Apa yang dibahas dalam Worskhop hari ini (Kamis, 15/6) tentang masalah bagaimana penataan bisnis menonton ikan paus, kita melihat sebagai sebuah atraksi wisata yang memang perlu kita kaji, dapat kita terapkan atau tidak. Kalau dapat diterapkan caranya seperti apa,” katanya dalam Konfrensi Perss di Hotel Swiss-Bellin Kristal Kupang usai Lokakarya Bussiness Plan Wisata Menonton Ikan Paus di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (15/6) siang.
Karena itu, Ia berharap pengelolaan bisnis menonton ikan paus tidak mematikan adat istiadat dan budaya yang telah bertumbuh secara turun temurun didalam komunitas. Oleh sebab itu, Cosmas berharap Pemerintah Daerah harus dengan bijaksana untuk mengkomunikasikan hal ini dengan melibatkan komunitas masyarakat adat setempat.
Terkait dengan rencana pengembangan wisata menonton ikan paus, Cosmas mengatakan, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mendukung hal tersebut. Namun perlu dilakukan koordinasi dengan kementerian terkait.
“ Menyangkut pengembangan wisata menonton ikan paus tentu kita dukung. Tentu gerakan koordinasi dibawa Kemenko Kemaritiman dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan dan Kementerian Pariwisata pasti kita mendorong ini supaya ada koordinasi dengan baik. Kalau memang kita sepakat dan bagaimana formula yang pas sesuai situasi dan kondisi alam budaya yang ada di wilayah yang akan kita kembangkan,” ujarnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda NTT, Alexander Sena mengatakan, provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi pariwisata diantaranya komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Danau Kelimutu di Ende dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, terhadap kegiatan workshop yang membahas isu pengembangan wisata menonton ikan paus, pemerintah provinsi memberi dukungan sepenuhnya. Dan juga diharapkan dalam worskhop ini melahirkan pikiran – pikiran untuk dibuat dokumen perencanaan baik untuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
Sehingga kedepan harus diwujudkan dalam suatu bisnis baru di bidang pariwisata yang akan memberi dampak besar maupun luas terhadap peningkatan wisata di NTT yang pada akhirnya meningkatkan lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. (L. Ng. Mbuhang)