Gunungkidul, beritalima.com – Untuk menghadirkan suasana nyaman dalam berwisata, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) prioritas peningkatan faktor keamanan dan keselamatan di Destinasi Pariwisata.
Hal ini menjadi pembahasan Kemenpar melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur dalam Forum Diskusi Keselamatan dan Keamanan di Destinasi Pariwisata di HeHa Sky View, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (10/5).
Wakil Bupati Gunungkidul Joko Purwoto menyampaikan, pembangunan pariwisata di Yogyakarta, khususnya wilayah Gunungkidul, telah menunjukkan perkembangan signifikan sebagai destinasi unggulan.
Ia menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung pengembangan fasilitas pariwisata, mulai dari akomodasi, daya tarik wisata, venue MICE hingga infrastruktur pendukung lainnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo mengutarakan, “pariwisata tidak cukup hanya menawarkan keindahan destinasi. Jaminan keamanan dan keselamatan menjadi tanggung jawab bersama—baik pemerintah maupun swasta. Mitigasi risiko dan kesiapsiagaan terhadap krisis harus menjadi bagian dari tata kelola destinasi.”
Forum ini secara resmi dibuka Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto, yang menyoroti aspek keselamatan kini menjadi salah satu pertimbangan utama wisatawan dalam memilih tujuan berwisata. Jadi, pendekatan terintegrasi dan kolaboratif sangat penting dalam pembangunan pariwisata nasional.
Narasumber lintas sektor turut kontribusi pemikiran seperti Rosmaylinda, SEVP dari Indonesia Financial Group (IFG), membahas pentingnya risk assessment serta perlindungan risiko melalui program asuransi, termasuk bagi wisatawan asing yang melakukan aktivitas berisiko tinggi.
Lalu Muchammad Yusuf, Direktur Pengujian K3 Kementerian Ketenagakerjaan, mengupas penerapan standar K3 yang terpadu di destinasi wisata, mencakup pengujian sarana, infrastruktur, dan sistem tanggap darurat.
Sedangkan Reza Permadi, COO PT Atourin Teknologi Nusantara, memaparkan pendekatan Visitor Management melalui tiga aspek—hard, soft, dan digital—untuk menciptakan pengalaman berwisata yang aman dan nyaman.
Forum ini menjadi wadah strategis mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam membahas langkah konkret peningkatan keamanan dan keselamatan wisatawan.
Berbagai kalangan turut hadir pada acara ini, mulai dari unsur pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, asosiasi, komunitas, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Jurnalis: Abri







