Jakarta, beritalima.com |- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ajak masyarakat serta pelaku usaha parekraff untuk membangun sense of disaster atau kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi di mana saja termasuk destinasi wisata.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menyampaikan di Jakarta (26/8), hal tersebut guna merespons prediksi gempa Megathrust yang disampaikan oleh BMKG.
Sebelumnya BMKG menyebut, salah satu yang terdampak oleh prediksi ini adalah wisata pantai, termasuk kawasan Carita, yang merupakan daya tarik wisata bagi wisatawan dari Provinsi DKI Jakarta dan Banten. “Karena Megathrust adalah fakta tetapi bagaimana kita bisa meminimalisir risiko yang mungkin terjadi,” ujar Nia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Rahmat Zultika mengatakan, sampai saat ini parekraf di daerah Banten masih terbilang kondusif. Terkait adanya fenomena penurunan jumlah wisatawan di destinasi wisata Banten bukan disebabkan isu Megathrust, melainkan karena memang masih dalam suasana low season atau belum masuk musim libur sekolah.
“Kami bersama BMKG telah melakukan upaya mitigasi dan BMKG juga sudah memasang sistem deteksi dini di 22 titik. Kemudian kami memiliki tiga learning system yang dipasang di Tanjung Lesung satu, kemudian Pantai Labuan,” jelas Rahmat.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Weniza memaparkan, Megathrust tidak hanya menjadi isu nasional namun juga internasional. Karenanya berbagai upaya mitigasi perlu dilakukan. Terutama memperkuat kesiapsiagaan masyarakat.
“Bicara panduan, pada tahun 2020 Indonesia telah melahirkan ISO 22328-3 dengan judul Guidline for Implementation of The Tsunami Warning System. Panduan ini sebagai instrumen praktis yang dapat diacu berbagai sektor khususnya pariwisata,” tutur Dr. Weniza.
Di dalam buku panduan tersebut dibahas mengenai kesiapan masyarakat, pemantauan peringatan dini, kemampuan dalam merespons peringatan dini, hingga komitmen menjaga keberlangsungan dan kesiapan masyarakat. Wilayah yang berpotensi gempa Megathrust tak hanya di Indonesia saja, namun negara lain seperti Jepang juga Hawaii.
Jurnalis: Rendy/Abri