JAKARTA, beritalima.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) melalui Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) menyelenggarakan Forum Tematik memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-22 dengan tema,” Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan,” di Hotel Oria, Jakarta, Rabu (12/7).
Mengawali diskusi kali ini, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek dan Dikti, Jumain Appe, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi maritim yakni peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 25 triliun rupiah per tahun yang belum dimanfaatkan dari sumber daya ikan dan non ikan.
Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Jumain Appe menyampaikan perlu adanya kebangkitan inovasi teknologi agar Nawa Cita, ” Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kesatuan,” dapat tercapai.
“Dua syarat Kebangkitan Inovasi. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten/profesional memiliki jiwa entrepreneurship. Kedua, Inovasi yakni peran serta masyarakat dalam usaha-usaha baru dan memperkuat industri nasional berbasis litbang dan inovasi,” jelas Jumain.
Dalam rangka penguatan inovasi dimaksud, Dirjen Penguatan Inovasi menyampaikan bahwa ada 3 program yang dilakukan Kemenristek dan Dikti yakni Pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Penguatan Inovasi industri, dan pengembangan kebijakan sistem inovasi.
“Salah satu contoh pengembangan PBBT adalah penggunaan IFA Home Drinking Water Purifier yang awalnya melalui penelitian dari ITB kemudian bisa dikembangkan dengan kerja sama penyedia dana menjadi PT IFA Water,” tutur Jumain.
Perguruan tinggi, menurut Jumain, perlu menyusun road map inovasi sesuai dengan kebutuhan pembangunan wilayah dan potensinya. “Langkah setelah itu yakni kerja sama antar intra-perguruan tinggi dan antar perguruan tinggi serta dunia usaha dan pemerintah baik nasional dan internasional,” ujar Jumain.
Menyinggung mengenai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang jatuh pada tanggal 10 Agustus, Jumain sampaikan bahwa momentum itu mengingatkan penerbangan perdana pesawat terbang N250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.
“Hal penting pelaksanaan Hakteknas adalah menanamkan perhatian, minat, dan kesadaran terhadap iptek dalam pembangunan nasional yang berkesinambungan,” pungkas Jumain.
Sementara itu, Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek dan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Dr. Ir. Nani Hendiarti Anugrahadi, M.Sc., menyampaikan bahwa indikator negara maritim adalah negara yang menjadikan laut sebagai tulang punggung perekonomian yang mendominasi perdagangan dan transportasi laut serta bercirikan karakter dan budaya yang menonjol.
“Lima pilar wujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah komitmen untuk membangun kembali budaya maritim Indonesia, komitmen untuk menjaga dan mengelola sumber daya laut, mendorong pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, serta membangun kekuatan pertahanan maritim,” tutur Nani.
Semangat dan jiwa bahari, menurut Nani, harus ditanamkan sejak usia dini melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah. “Potensi Kemaritiman harus dimanfaatkan secara optimal dan SDM yang berkarakter dan kuasai iptek harus menjadi pondasi dasar pemanfaatan SDA Kemaritiman,” pungkas Nani akhiri paparannya.
Dalam agenda tematik kali ini, turut hadir Dirjen IKP Rosarita Niken Widiastuti, Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe, dan Asisten Deputi Pendayagunaan Iptek dan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Dr. Ir. Nani Hendiarti Anugrahadi, M.Sc serta perwakilan dari humas kementerian/lembaga yang tergabung dalam Forum Bakohumas. (EN/ES)