Jakarta, beritalima.com| – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menerima audiensi dari Miles Film membahas pengembangan aktivasi kolaborasi dan distribusi film Indonesia seperti Rangga & Cinta (akan tayang Oktober 2025) supaya bisa menembus tayang ke pasar global.
“Kementerian Ekraf akan mendukung Film Rangga & Cinta dengan bentuk kolaborasi bersama berbagai pihak untuk merancang promosi atau pemasaran film yang kreatif. Kami juga ingin memperluas jaringan distribusi film Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ucap Wamen Ekraf Irene dalam audiensi di Gedung Autograph Tower, Thamrin Nine, Jakarta (16/7).
Irene menilai perlu upaya strategi menjangkau layar lokal terlebih dahulu dalam jalur menghidupkan koridor ekraf Jakarta dari Blok M sampai Kota Tua. Salah satu pendekatan atau aktivasi kolaborasi bisa dengan InJourney supaya hadir di Bandara International Soekarno Hatta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Garuda Indonesia, dan tempat/kanal lain sebagai kolaborasi lintas sektor mendukung industri film nasional.
“Salah satu subsektor ekonomi kreatif seperti film harus terus berjalan dan terjaga ekosistemnya. Maka, suatu karya film harus bisa menjadi Intellectual Property (IP) yang harus diperhatikan aspek keuangan, strategi distribusi, dan aktivasi kolaborasi dengan berbagai lembaga maupun jenama lokal sehingga peningkatan kerjasama membawa nilai tambah ekonomi,” imbuh Irene.
Miles Film merupakan rumah produksi yang berdiri sejak 1995 dan dikenal sebagai pelopor kebangkitan perfilman Indonesia, seperti Petualangan Sherina (2000), Ada Apa Dengan Cinta (2002), Laskar Pelangi (2008) yang menandai bangkitnya film nasional.
Selama lebih dari dua dekade, Miles Film telah menghasilkan berbagai macam format film seperti art house, dokumenter, film pendek, film panjang, yang biasanya menjadi box office untuk layar film nasional.
Produser Miles Films, Mira Lesmana, menilai keberadaan Kementerian Ekraf menjadi harapan bagi industri kreatif khususnya subsektor film untuk mendorong para sineas perfilman nasional terus berkarya dan karya filmnya memiliki jalur distribusi yang lebih luas.
“Film yang dibuat di Indonesia, terutama yang bisa menggambarkan kehidupan manusia Indonesia biasanya memperlihatkan seperti apa Indonesia secara kultur dan harusnya bisa diperlihatkan ke dunia internasional. Tentu untuk distribusi film bisa melalui beberapa channel, salah satunya dengan memutar film-film Indonesia di festival-festival luar negeri sehingga market kita bisa terbuka lebih jauh lagi,” ungkap Mira Lesmana.
Jurnalis: abri/rendy

