JAKARTA, beritalima.com – YBM PLN sebagai lembaga pengelola zakat di lingkungan PT PLN Persero telah berkhidmat mengangkat harkat dan martabat sosial kemanusiaan kaum dhuafa di bidang pengentasan kemiskinan, juga turut mengambil peran dalam usaha meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia melalui program-program ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan dakwah. YBM PLN juga telah mengembangkan program-program unggulan dan mengedepankan upaya pemberdayaan dalam implementasinya.
Demikian diterangkan Salman Alfarisi selaku Deputi Direktur YBM PLN, Rabu (7/8/2019) di Rumah Makan Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat saat Diskusi Publik yang diselenggarakan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN yang bekerjasama dengn IMZ dengan mengambil tema “Potret Kaum Marginal Jakarta, Dulu, Kini, dan Nanti”.
Hadir pada kesempatan itu, M. Chozin Amlrullah selaku pegiat sosial Turun Tangan, Bhima Yudhistira selaku peneliti INDEF, Sabeth Abilawa Pengurus lkatan Ahli Ekonoml IsIam UAEI) Jakarta, serta dari pihak pemerintahan yang diwakill oleh Dr. Mariana, M.Si selaku Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta. Diskusi Publik tersebut sekakigus melakukan launching Buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta Kiprah Program YBM PLN, yang merupakan salah satu ikhtiar YBM PLN dalam upaya mengukur kinerja dan capaian yang telah dilakukan bagi masyarakat, khususnya di wilayah DKI Jakarta.
Selain itu dijelaskan Salman Alfarisi, terhadap buku Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta – Kiprah Program YBM PLN dijelaskan bahwa pada tahun 2018 YBM PLN telah menyalurkan dana ZISWAF sebesar Rp17,37 milyar dari para muzakki dan donaturnya dan telah disalurkan kepada 49.534 jiwa penerima manfaat yang terdiri dari 35.705 penerima manfaat program Sosial Kemanusiaan, 5.500 jiwa penerima manfaat program kesehatan, 5.064 jiwa penerima manfaat program pendidikan, 1.654 jiwa penerima manfaat program ekonomi , serta 1.615 jiwa penerima manfaat program dakwah.
Diskusi yang dimoderatori Irfan Junaedi, sementara dijelaskan Mariana terhadap penanganan kemiskinan kota Jakarta, telah melakukan upaya pembangunan jakarta untuk mengurangi kemiskinan dalam rangka meningkatkan produktiftas kemiskinan. Lebih lanjut mengingat kondisi masyarakat miskin di Jakarta, perlu melakukan pengelolaan program berdasarkan sektoral.
“Laporan kegiatan kinerja instansi pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 3,48% baru dilihat dari kemandirian akan tetapi dari yang lain belum terlihat,” tandasnya.
Oleh karena itu kemiskinan kota Jakarta, berdasarkan data sebaran penerima manfaatnya, wilayah Kota Madya Jakarta Utara menjadi wilayah dengan penerima manfaat terbesar yakni sebanyak 10.541 jiwa. Dimana berdasarkan data Dinas Sosial DKI Jakarta pada bulan Januari 2019, jumlah data sebaran rumah tangga miskin di Jakarta Utara merupakan wilayah dengan jumlah Anggota Rumah Tangga Miskin Terbanyak, yakni 441.305 jiwa. Atau dengan kata lain, sebanyak 2.39% penduduk miskin di Jakarta Utara merupakan penerima manfaat YBM BRI. ddm