Aceh, 14 November 2018 (Humas Bakamla RI)— Sejumlah pelajar dan taruna dan taruni dari beberapa sekolah dan akademi berkunjung ke SPKKL Aceh untuk melihat dan mengenal lebih dekat tugas yang dijalankan Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) Aceh, di Kec. Mesjid Raya, Kab. Aceh Besar, Prov. Aceh, Rabu (14/11/2018).
Puluhan pelajar dan taruna-taruni bersama guru pendamping itu berasal dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, SMKN 1 Mesjid Raya, SMAN 1 dan Balai Pendidikan Ilmu Pelatihan dan Pelayaran (BP2IP). Mereka datang atas ajakan SPKKL Aceh kepada para siswa beberapa waktu lalu, Jumat (9/11), untuk menuangkan pengetahuan yang dimiliki kedalam cerita bergambar bertema “Bakamla Sang Penjaga Laut Nusantara”. Bagi yang bisa menggambarkan dengan baik dalam bentuk cerita bergambar, mendapatkan undangan untuk mendapatkan pelatihan singkat tentang alat pemantauan SPKKL Aceh.
Kedatangan para pelajar tersebut diterima Kepala SPKKL Aceh Dony Nova R., S.Kom., M.Si (Han) bersama stafnya. Dony mengawali sesi pagi itu dengan memaparkan materi tentang radar, AIS, dan GMDSS. Dijelaskannya, radar merupakan salah satu peralatan navigasi elektronik, Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. AIS atau Automatic Identification System adalah sistem pelacakan kapal otomatis yang digunakan untuk pencegahan tabrakan di laut, Informasi yang tersedia dari AIS seperti identifikasi tentang kapal, posisi kapal, haluan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar atau sebuah ECDIS. Selanjutnya dijelaskannya pula tentang Global Maritime Distress Safety System (GMDSS), yang merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi dengan menggunakan satelit dan komunikasi radio terrestrial untuk memastikan bahwa tidak peduli di mana sebuah kapal berada dalam kesusahan, bantuan dapat dikirim.
Rupanya, imajinasi pelajar di Aceh terbilang cukup tinggi. Pasalnya muncul pertanyaan yang cukup kritis tentang cara mendeteksi objek-objek yang dicurigai sebagai kapal selam dan diketahui sering muncul diwilayah Perairan Aceh. Dengan kedatangan para siswa yang umumnya adalah anak nelayan, maka Kepala SPKKL Aceh mengarahkan untuk melaporkan posisi objek yang dicurigai tersebut sehingga bisa dilakukan deteksi lebih lanjut tentang kepastian objek yang dimaksud.
Tidak hanya berkaitan dengan keamanan laut, kata Dony, Bakamla juga bertugas menjaga keselamatan bagi para pengguna laut. Untuk itu, staf SPKKL Aceh yaitu Mukhlis dan Ibrahim memperagakan cara penggunaan life jacket atau alat keselamatan laut dengan benar, yang diikuti pula oleh para siswa.
Untuk memuaskan keingintahuan siswa dan guru, pada sesi terakhir dilakukan pula kunjungan ke ruang pemantauan secara bergantian, dimana didalamnya dapat dilihat dan dipelajari fungsi dan cara mengoperasionalkan peralatan yang sudah dijelaskan. Terlihat antusiasme yang tinggi baik dari siswa maupun guru pendamping untuk mempelajari segala peralatan yang ada.
Pertemuan hari itu diwarnai pula dengan penyerahan Piagam Penghargaan kepada siswa dengan kreasi cerita bergambar terbaik yaitu Nazaruddin dan Satria Maulana dari SMKN 1 Mesjid Raya, serta Rizky Pratama dari SUPM Ladong, dan ditutup dengan foto bersama.