Kenapa Anak Bunuh Orang Tua Krisis Moralkah Anak Zaman Now !

  • Whatsapp

Oleh
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Dalam 2 minggu ini tersiar banyak berita si anak membunuh orang tua, seperti kejadian di Jkt seorang anak usia 14 tahun membunuh ayah dan neneknya sementara ibunya sedang sekarat
dalam perawatan di rumah sakit ,belum lagi kejadian di wilayah nusantara ini,kenapa acap kali
terjadi kasus anak bunuh orang tua sendiri ,apakah kesadaran diri hilang karena pengaruh film
sadis atau kurang mendapatkan ajaran agama dan pergaulan atau hak asuh orang tua terlalu keras membuat anak stess berat atas hal ini. Mari kita bahas……

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang ditemui individu sejak mereka lahir ke dunia. Lingkungan keluarga pertama adalah Ayah, Ibu dan individu itu sendiri. Hubungan antara individu dengan kedua orangtuanya merupakan hubungan timbal balik dimana terdapat interaksi di dalamnya.Tujuan akhir dari perkawinan kita adalah punya “anak” momongan yang disayang namum sejalan dengan waktu anak tumbuh dewasa yang bisa sangat menyengkelkan baik tingkah laku dan sopan santun.Menjadi orang tua adalah pengalaman paling menyenangkan sekaligus menegangkan ya, Terkadang rasanya ingin memarahi si Kecil, tetapi takut akan melukai hatinya. Namun jika tidak diberi tahu atau dimarahi, si Kecil akan mengulangi kebiasaan buruk lagi.
Tidak semua orang tua paham betul cara mendidik anak dengan baik. Orang tua pun butuh waktu untuk belajar bagaimana cara menjadi orang tua yang baik, bagaimana mendidik supaya anak nurut dengan orang tua, serta bagaimana berkomunikasi yang baik dengan anak. Semua hal tersebut tidak mudah, bahkan terkadang membuat orang tua stres dan merasa gagal menjadi orang tua. Terlebih jika Ibu memiliki anak lebih dari 1, kerap muncul kecemburuan dari anak yang lebih besar terhadap anak yang lebih kecil. Kecemburuan ini kerap dilampiaskan dengan cara ‘membangkang’.
Pola asuh orang tua dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, seperti
1. Pencapaian akademik
2. Kesejahteraan mental,
3. Hubungan sosial.
Pola asuh yang berbeda dapat menghasilkan dampak yang berbeda pada anak

Pola asuh menurut Diana Baumrind (1967), pada prinsipnya merupakan parental control yaitu bagaimana orangtua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Diana Baumrind (1967, dalam Santrock, 2009) membagi pola asuh ke dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
1. Pola asuh otoriter (authoritarian parenting) :Orangtua dengan tipe pola asuh ini biasanya cenderung membatasi dan menghukum. Mereka secara otoriter mendesak anak untuk mengikuti perintah dan menghormati mereka. Orangtua dengan pola ini sangat ketat dalam memberikan Batasan dan kendali yang tegas terhadap anak-anak, serta komunikasi verbal yang terjadi juga lebih satu arah.
2. Pola asuh demokratis/otoritatif (authotitative parenting) :Pola pengasuhan dengan gaya otoritatif bersifat positif dan mendorong anak-anak untuk mandiri, namun orangtua tetap menempatkan batas-batas dan kendali atas tindakan mereka. Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, serta pendekatan yang dilakukan orangtua ke anak juga bersifat hangat. Pada pola ini, komunikasi yang terjadi dua arah dan orangtua bersifat mengasuh dan mendukung. Anak yang diasuh dengan pola ini akn terlihat lebih dewasa, mandiri, ceria, mampu mengendalikan diri, beriorientasi pada prestasi, dan mampu mengatasi stresnya dengan baik.
3. Pola asuh permisif (permissive parenting) :Orangtua dengan gaya pengasuhan ini tidak pernah berperan dalam kehidupan anak. Anak diberika kebebasan melakukan apapun tanpa pengawasan dari orangtua. Orangtua cenderung tidak menegur atau memperingatkan, sedikit bimbingan, sehingga seringkali pola ini disukai oleh anak (Petranto, 2005). Orangtua dengan pola asuh ini tidak mempertimbangkan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak yang diasuh dengan pola ini cenderung melakukan pelanggaran-pelanggaran karena mereka tidak ammpu mengendalikan perilakunya, tidak dewasa, memiliki harga diri rendah dan terasingkan dari keluarga.
Masalah Umum Dalam Mengasuh Anak
1. Sering tantrum; tantrum juga membuat anak semakin sulit diatur karena mereka tidak akan mau mendengar apa pun yang Mums katakan.
2. Anak yang tidak mau menurut ;Anak-anak sangat sering mengatakan tidak pada hal-hal yang Mums ucapkan atau perintahkan.
3. Pertengkaran antar saudara
4. Berbohong ;Anak-anak sering kali berbohong karena merasa takut akan dimarahi orang tuanya. Namun, mereka juga sering tidak menyadari, bahwa kedua orang tuanya sebenarnya mengetahui kebohongan yang mereka lakukan.
5. Sikap agresif dan kekerasan :Anak yang sering mengamuk tentu membuat Mums merasa stres. Kondisi ini bisa semakin parah jika si Kecil sudah sering berlaku kasar atau memukul
6. Kebiasaan mengeluh dan merengek ;mengeluh dan merengek adalah kebiasaan yang kerap dilakukan anak-anak. Namun, beberapa anak ada yang lebih sering melakukannya
7. Tidak mau belajar ;Beberapa anak sulit untuk diminta fokus ketika belajar, dan orang tua tentu akan merasa kesulitan jika berada di posisi ini. Alhasil, biasanya Mums akan mencoba berbagai cara untuk memaksanya agar mau belajar.
8. Kebiasaan makan yang buruk
9. Kecanduan gadget
10. Malu dan kurang percaya diri

BERAPA TIPS YANG HARUS DIPEGANG KITA SEBAGAI ORANG TUA ;
1. Konsisten
2. Beri Apresiasi
3. Panggil Nama Anak
4. Dengarkan Perkataan Anak
5. Kompak dengan Pasangan
6. Hindari Berteriak dan Memaksa Anak
7. Ciptakan Lingkungan yang Menyenangkan
8. Gunakan Bahasa Lembut Disertai Sentuhan
9. Hindari Memberi Perintah Saat Anak Tantrum
Terjadi kasus pembunuhan pada orang tua, bukan hanya kesalahan pada anak saja, orang tua turut mempertanggungjawab kesalahan yang selama ini hanya menekan pada anak,saling berintropeksi kesalahkan masing masing.semoga sajikan kami ini bermanfaat guna.
RobertoNews 1870 《4.12.25 (16.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait