Kenapa Harus Cuci Darah?

  • Whatsapp

Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS*
Suatu hari saya sedang di ruang Haemodialisis RS Dr Sutomo Surabaya ,mata terfokus pada beberapa orsng sedang “cuci darah” selagi saya brrtanya pada seorang ibu sedang setia menunggu suaminya sedang bercuci darah seminggu 3x dan sudah berlangsung 3 bulan, suami bernama pak Efendi karena sakit darah tinggi yang tak terkontrol akhirnya ginjal rusak, kalau tak cuci darah dia akan sesak dan mual serta pingsan,pasien sebelahnya pak Said yang awalnya suka makan obat sakit kepala srmbarangan dan Diabetes menahun akhir
nya juga cuci darah seminggu 2x,Pak Sutomo yang sudah mencuci darah 2 tahun seminggu 3x cerita bahwa karena Diabetes taj kunjung sembuh serta hipertensi tak karuan, cuci darah adalah pilihan tapi tak sembuh sembuh, katanya disaat lagi cuci darah boleh makanan apapun juga.Dari hasil percakapan 3 orang ini bahwa cuci darah sekedar memperpanjang hifup tapi bukan untuk solusi tuntas sakit ginjal.

APA ITU HAEMODIALISA
Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis adalah perawatan untuk menyaring limbah dan air dari darah. Hemodialisis membantu mengontrol tekanan darah menyeimbangkan mineral penting, seperti kalium, natrium, dan kalsium, dalam darah. Hemodialisis dapat membantu mengembalikan kualitas hidup, tetapi terapi ini bukan obat untuk menyembuhkan gagal ginjal.

Hemodialisis berfungsi untuk membersihkan dan menyaring darah Anda dengan bantuan mesin. Hal ini dilakukan sementara waktu agar tubuh bebas dari limbah beracun, garam, dan cairan berlebih.Selain itu, terkadang prosedur cuci darah ini juga digunakan untuk membersihkan penumpukan zat yang berasal dari obat. Singkatnya, hemodialisis bekerja untuk menggantikan fungsi ginjal.Ginjal yang dalam kondisi baik akan mampu melakukan proses penyaringan dan melakukan pembuangan limbah, mineral, serta cairan tubuh berlebih. Ginjal yang baik juga dapat mengatur kadar hormone sehingga kondisi tubuh tetap baik dan kadar hormone tetap stabil. Ketika terjadi gagal ginjal, limbah dalam tubuh akan menumpuk dan dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti peningkatan tekanan darah dan pembengkakan tubuh.

Gagal ginjal –baik kronis maupun akut- dapat menyebabkan ginjal kehilangan kemampuannya untuk melakukan proses penyaringan dan pembuangan limbah serta cairan tubuh yang berlebih dan sudah tidak diperlukan. Penderita gagal ginjal akan memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal berupa transplantasi ginjal atau hemodialysis. Transplantasi ginjal sebenarnya adalah terapi yang lebih baik dan lebih permanen. Permasalahannya adalah, ginjal tidak dijual di Carrefour, Hypermart, Giant, atau Glodok. Ginjal juga tidak –or at least, belum- bisa dibuat oleh manusia. Sehingga transplantasi ginjal, mutlak membutuhkan donor ginjal dari manusia, baik yang sudah mati ataupun masih hidup. Nanti kapan-kapan kita bahas transplantasi ginjal yaaa.

Hemodialysis –atau yang biasa dikenal dengan cuci darah- merupakan proses yang memanfaatkan dialyzer untuk melakukan fungsi ginjal sebagai berikut:

Pada proses hemodialysis, pasien akan terhubung dengan filter dialyzer melalui pipa kecil dan halus yang dimasukkan ke pembuluh darah. Darah pasien akan dipompa secara perlahan dari tubuh menuju dialyzer di mana limbah dan cairan berlebih akan dikeluarkan. Darah pasien kemudian akan dipompa kembali ke tubuh.

KAPAN DILAKUKAN HEOMODIALISA
National Kidney Foundation merekomendasikan untuk melakukan hemodialisis ketika fungsi ginjal turun hingga 15 persen. Atau jika seseorang memiliki gejala parah yang disebabkan oleh penyakit ginjal, seperti sesak napas, kelelahan, kram otot, mual atau muntah. Dokter akan membantu memutuskan kapan harus memulai hemodialisis, berdasarkan hasil tes laboratorium yang mengukur berapa banyak fungsi ginjal yang tersisa dan gejala yang dialami.

TIPE CUCI DARAH
1. In-center hemodialysis
Pasien yang melakukan dialysis tipe ini akan pergi ke rumah sakit atau sarana kesehatan lain yang menyediakan fasilitas hemodialysis secara rutin, umumnya 3 hari dalam seminggu, dan proses hemodialysis dilakukan kurang lebih selama 3 – 5 jam.

2. Home hemodialysis
Pasien juga dapat memilih untuk melakukan hemodialysis di rumah dengan alat yang disediakan. Biasanya tipe hemodialysis ini dilakukan oleh pasien yang sudah cukup berpengalaman dan terlatih. Hemodialysis dapat dilakukan 3 hari dalam seminggu dengan durasi 6 jam setiap sesinya.

3. Daily home hemodialysis
Hemodialysis ini juga dilakukan di rumah, namun dengan frekuensi lebih sering yaitu 5 – 7 hari dalam seminggu dengan durasi lebih singkat yaitu sekitar 3 jam.

4. Nocturnal home hemodialysis
Hemodialysis ini juga dilakukan di rumah, namun dilakukan pada malam hari. Hemodialysis ini dilakukan 3 – 7 hari dalam seminggu dengan durasi 6 -8 jam setiap sesinya.

Sebelum proses hemodialysis dimulai, dokter akan membuat akses dialysis di mana darah dapat mengalir keluar dan masuk. Akses dialysis dapat berupa AV fistula (penghubungan arteri dan vena pada area lengan bawah), AV graft (implantasi pipa sintesis pada bawah kulit), ataupun kateter vena central yang berupa akses dialysis temporary.

Pasien yang akan melakukan hemodialysis akan melakukan beberapa proses persiapan seperti pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan berat badan, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh. Pada saat awal hemodialysis, pasien mungkin akan merasakan mual dan kram perut yang mana normal karena saat itu cairan –alias darah- dalam jumlah sangat banyak sedang dikeluarkan dari tubuhnya. Jika keluhan ini sangat mengganggu, pasien dapat meminta obat untuk meringankan gejala tersebut. Selama proses hemodialysis tanda vital pasien (tekanan darah dan denyut jantung) juga harus dimonitor karena dapat berfluktuatif. Setelah proses hemodialysis selesai, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan hemodialysis telah mampu membuang limbah dan cairan tubuh berlebih dalam jumlah tepa

INDIKASI HAEMODIALISA
1. Adanya sindrom uremic, berupa mual, muntah, penurunan berat badan, dan kelelahan
2. Hyperkalemia (kadar kalium/potassium berlebih pada darah)
3. Adanya tanda ketidakmampuan ginjal untuk melakukan fungsi penyaringan
4. Acidosis (kadar asam tinggi pada darah)
5. Peradangan pericardium (pericarditis)
Hemodialysis juga dapat dilakukan pada penderita gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat beberapa kondisi seperti serangan jantung, komplikasi dari operasi, atau keracunan berat. Namun harus waspada karena hemodialysis akut dapat menyebabkan hipotensi, aritmia, dan kondisi-kondisi lain yang dapat memperburuk gagal ginjal. Pada penderita gagal ginjal akut, hemodialysis hanya dilakukan sampai kondisi ginjal pulih kembali.

KOMPLIKASI HAEMODIALISA
1. Hipotensi
2. Kram otot dan Gatal
3. Gangguan tidur
4. Depresi
5. Anemia
6. Penyakit tulang
7. Aritmia
8. Mual dan muntah
9. Nyeri kepala
10. Disorientasi
11. Infeksi
12. Penggumpalan darah
13. Emboli
Hemodialysis hanya dapat melakukan 10% dari fungsi ginjal sehingga tidak dapat mengembalikan kondisi gagal ginjal seperti semula. Tujuan utama dari hemodialysis adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup penderita gagal ginjal
Demian ulasan singkat tentang masalah cuci darah, semoga bermanfaat terimkasih
RobertoNews 1445 《7.6.22(09.00)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait