Oleh : Singky Soewadji
32 tahun Soeharto jadi presiden, hutan kita sudah dijarah, kita tentu masih ingat dengan Si Raja Hutan Bob Hasan.
Di era itu penjarah hanya segelintir, namun sejak Reformasi penjarah makin banyak dan masif.
Mulai Nur Mahmudi sebagai menteri kehutanan pembalakan seakan dibiarkan, berikut M.S Kaban dan yang paling dasyat di era Zul Kifli Hasan menjadi Menteri kehutanan, jutaan hektar hutan diijinkan untuk dimanfaatkan, berubah fungsi menjadi kebun sawit.
Memasuki era presiden Jokowi trend berubah, yang dicari sudah bukan kayu lagi, tapi hasil tambang.
Perut bumi Ibu Pertiwi dikuras habis oleh segelintir cukong dan pejabat korup, sisa bekas galian tambang dibiarkan mengangah lebar dan dalam.
Bukan hanya satwa liar, manusia juga sudah banyak yang jadi korban mati terperosok dan tenggelam.
Pembalakan liar misalnya, ingat ! Izin HPH siapa yang mengeluarkan ?
Malah, yang tanpa HPH banyak membalaki hutan koq….!
Dan bukan rahasia lagi mereka berani melakukan itu karena adanya backing dari pihak terkait.
Penjualan dan penyewaan lahan hutan mrnjadi kebun Sawit.
Sudah jadi rahasia umum, banyak lahan hutan yang diperjual belikan atau disewakan oleh oknum pemerintahan.
Dan bila sudah begitu pasti akan ada kegiatan pembukaan lahan.
Kalau hanya membuka lahan dan menggarap secara umum mungkin masih bisa dimengerti.
Tapi di Kalimantan dan di Sumatera malah membuka lahan hutan dengan cara membakarnya.
Asap pembakarannya pasti akan membuat dampak negatif buat semua manusia dan satwa yang masih tinggal disana mati terbunuh.
Ada empat perusahaan kebun Sawit di Kabupaten Ketapang :
PT. Agro Lestari Mandiri
PT. Bangun Nusa Mandiri
PT. Cahaya Nusa Gemilang
PT. Kencana Graha Permai
Konin semua ini milik Sinar Mas Group, dan ada lagi PT MPK (Mohairson Pawan Khatulistiwa)
PT BSM (Bensang Advanced Material) berlokasi di Desa Sungai Awan Kanan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Tolong sebut satu saja, apa manfaat dan keuntungannya bagi masyarakat, bangsa dan negara kita ?
Saat ini ada lebih 800 ekor Orangutan di Tapanuli bakal kehilangan rumah dan habitatnya, karena sejumlah Bulldozer telah siap meratakan hutan tempat mereka tinggal ?
Dalam kurun waktu setahun kemarin (2017-2018) ada sepuluh ekor Gajah Sumatera dibunuh karena dianggap merusak kebun Sawit.
Itu tadinya adalah habitat mereka yang diubah menjadi kebun Sawit.
Ironisnya, degradasi penggundulan hutan Indonesia tercatat tertinggi di dunia.
Setiap tahun mencapai 680.000 hektar.
Deforestasi atau degradasi hutan terjadi tahun 2000 – 2005 atau sebesar 1.8 Juta hektar telah punah tiap tahun dalam kurun eaktu itu.
Coba tebak, siapa Menteri Kehutanan saat itu ?
Luas hutan Indonesia 46.65 persen dari luas daratan.
Hutan di Indonesia memiliki berbagai fungsi, tempat tinggal, produksi kayu, perekonomian dan juga wisata.
Dari sektor ini, semua akan menghasilkan uang.
Berdasarkan data world resources institute, dalam kurun waktu antara tahun 2000 – 2015 terjadi penggundulan hutan sebamyak 55 persen untuk perkebunan sawit, pemasangan serat optik, pertambangan serta penebangan selektip.
Mengapa kepunahan hutan seakan terbiarkan ?
Mungkin karen adanya keserakahan manusia terhadap uang dan keyakinan duniawi.
Lima tahun pemerintahan Presiden Jokowi, yang seorang Insinyur Kehutanan, apa yang bisa ia lakukan, kalau pembantunya seorang kader partai yang ditunjuk memimpin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ?
Belakangan ada wacana Taman Nasional Pulau Komodo akan ditutup sementara oleh gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), ada apa dibalik itu ?
Bahkan ada wacana presiden Jokowi akan melimpahkan wewenang Taman Nasional agar sepenuhnya dikelolah oleh daerah.
Ini celaka !
Undang-undang mengatur semua Taman Nasional, Taman Cagar Alam diatur oleh pusat, ini untuk demi kelestarian.
Siapa penjahat yang berada disekitar Jokowi yang jadi pembisik ?
Siapa lagi kalau bukan orang partai ?
Dari tulisan saya diatas, sudah terang benderang partai yang mana ?
Semoga kabinet kali ini Presiden Jokowi tidak salah pilih menteri lagi.
Banyak profesional dan akademisi yang jago dibidang Lingkungan Hidup dan Konservasi, pilih yang terbaik untuk dijadikan menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Salam Lestari !
Kau Peduli, Aku Lestari