Kenapa Kok Bisa Halusinasi Penciuman (Phantosmia) ?

  • Whatsapp

Oleh ;
DR. dr. Robert Arjuna FEAS *
Saya heran ada temanku pak Charlie ada kelainan pada hidung suka mengatakan dia bau kuntuk pada hal tidak ada sebenarnya sementara dia bilang ada membau rasa durian di ruang tamu yang dalam istilah ke dokteran disebut : Phantosmia alias bau hantu atau halusinasi penciuman, yang lucu Bu Merry selalu mengatakan ada mencium bunga, parfum,dan lain sebagainya .setelah berobat ke dokter bzhwa dia sakit penyakit Phantosmia atau hallusinasi penciuman, apa ini penyakit bisa sembuh dan penyebabnya apa? Mari kita bahas…..

Phantosmia merupakan kondisi ketika seseorang dapat mencium bau sesuatu, tetapi orang lain tidak mencium bau tersebut. Pasalnya, bau atau benda yang menyebabkan aroma tersebut tidak nyata. Kondisi ini termasuk dalam gejala gangguan saraf penciuman. Phantosmia atau halusinasi penciuman kerap membuat penderitanya merasa bingung dan tidak nyaman, terutama bila sedang berinteraksi dengan orang lain. Bahkan, pada kasus tertentu, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya tidak nafsu makan akibat aroma tidak sedap atau bau busuk yang diciumnya.Aroma tidak sedap tersebut dapat tercium dari salah satu lubang hidung atau keduanya. Terkadang, bau ini bisa menetap sepanjang hari maupun hilang timbul di waktu tertentu.

Phantosmia (bau hantu), juga disebut halusinasi penciuman atau bau hantu adalah mencium bau yang sebenarnya tidak ada. Ini dapat terjadi pada satu lubang hidung atau keduanya. Fantosmia yang tidak menyenangkan, cacosmia , lebih umum dan sering digambarkan sebagai mencium sesuatu yang terbakar, busuk, manja, atau busuk. Mengalami bau hantu sesekali adalah normal dan biasanya hilang dengan sendirinya pada waktunya. Ketika halusinasi jenis ini tampaknya tidak hilang atau terus datang kembali, itu bisa sangat mengganggu dan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.

A. Halusinasi penciuman dapat disebabkan oleh kondisi medis umum seperti
1. infeksi hidung
2. polip hidung
3. masalah gigi
B. Halusinasi penciuman Ini dapat terjadi akibat kondisi neurologis seperti
1. migrain, cedera kepala
2. Stroke
3. penyakit Parkinson
4. kejang
5. Tumor otak.
C. Halusinasi Ini juga bisa menjadi gejala gangguan mental tertentu seperti
1. depresi
2. gangguan bipolar
3. Keracunan
4. penarikan dari obat-obatan dan alkohol, atau gangguan psikotik .
D. Halusinasi karena Paparan lingkungan terkadang juga menjadi penyebabnya, seperti
1. merokok
2. Paparan jenis bahan kimia tertentu (misalnya, insektisidaatau pelarut )
3. pengobatan radiasi untuk kanker kepala atau leher.

Mencium bau yang sebenarnya tidak ada bisa jadi disebabkan oleh phantosmia. Misalnya, dalam satu ruangan tiba-tiba tercium aroma asap rokok padahal tidak ada satu pun orang yang merokok, atau tiba-tiba mencium bau parfum seseorang.Phantosmia adalah kondisi yang menyebabkan seseorang dapat mencium bau yang sebenarnya tidak ada, Sebagaimana dilansir dari Healthline. Para ahli sering menyebut kondisi ini sebagai “halusinasi penciuman.”Phantosmia biasa muncul sebagai bau-bau tidak sedap, seperti kabel terbakar, bahan kimia, hingga benda-benda busuk atau makanan basi. Kondisi ini bisa terjadi secara sekilas atau bahkan konstan, tergantung masing-masing orang.
Adapun untuk meredakan Phantosmia dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
1. Membilas hidung dengan larutan garam
2. Menggunakan semprotan oxymetazoline untuk mengurangi hidung tersumbat
3. Menyemprotan anestesi untuk mematikan sel-sel saraf penciuman

Phantosmia terjadi ketika terdapat gangguan pada saraf penciuman di hidung atau bagian otak yang berfungsi untuk memproses rangsangan dari indra penciuman. Kondisi halusinasi penciuman ini bisa terjadi karena beberapa hal, di antaranya
1. Cedera kepala
2. Epilepsi
3. Migrain, biasanya pada migrain dengan aura
4. Infeksi rongga sinus
5. Polip hidung
6. Rhinitis alergi
7. Tumor otak
8. Demensia, misalnya akibat penyakit Alzheimer
9. Penyakit Parkinson
10. Gangguan psikotik, misalnya skizofrenia
11. Stroke

Efek samping obat-obatan, misalnya obat tetes hidung
Selain berbagai hal di atas, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa phantosmia juga dapat disebabkan oleh infeksi saluran napas, seperti COVID-19.Hal ini bisa terjadi karena infeksi virus Corona bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan saraf penciuman, sehingga muncul gejala kehilangan penciuman (anosmia), kurang sensitif terhadap bau (hiposmia), atau kesalahan persepsi terhadap bau tertentu (parosmia).

DIAGNOSA PENUNJANG
1. Endoskopi hidung
2. Pemeriksaan radiologi
3. Elektroensefalografi (EEG)

PENGOBATAN PHANTOSMIA
Pengobatan phantosmia perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, bila phantosmia disebabkan oleh epilepsi, dokter bisa memberikan obat antiepilepsi untuk mengatasi kondisi tersebut. Sementara itu, phantosmia yang disebabkan oleh tumor otak, dapat diatasi dengan langkah operasi atau kemoterapi.Untuk mengatasi phantosmia yang disebabkan oleh COVID-19, dokter akan memberikan obat antivirus guna membasmi virus Corona dan kortikosteroid untuk mengatasi peradangan pada saraf penciuman.Meski tidak mengancam nyawa, phantosmia dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa saja menyebabkan penurunan nafsu makan atau bahkan dehidrasi dan malnutrisi.
Demikian sekilas info semoga bermanfaat,Tetap waspada, covid masih sekitar kita.
RobertoNews 1511 《7.8.22(07.30)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait