MOJOKERTO – beritalima.com, Rabu (28/08/2019) suasana balai desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto tampak meriah dan menjadi sorotan mata, belasan eks. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berkumpul di aula. Mereka sibuk membuat kerajinan tangan seperti bros dan lampion yang berbahan dasar koran bekas yang dibimbing oleh instruktur kader sehat jiwa Desa Mlaten.
Berbagai elemen masyarakat memantau kegiatan tersebut, ,Supriyono dari Dinkes Kabupaten Mojokerto, Drs.Sugiarto dari Dinas Sosial, Camat Puri yang diwakili oleh sekretaris kecamatan, TKSK Puri, Paramedis UPT Puskesmas Puri, Dr.Eko Junaidi, S.Pkj Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit RS dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Luffi dari Lembaga Amil Zakat Nasional (Lasnaz) Baitul Maal Hidayatullah (BMH)Perwakilan Jatim gerai Mojokerto.
Untuk menuntaskan penanganan ODGJ di Mojokerto khususnya di Desa Mlaten, organisasi lintas sektoral kecamatan Puri Kabupaten Mojekerto memang telah melakukan komitmen bersama dengan program Posyandu Jiwa bertajuk Inovasi ” Gesang Jiwa ” ( Gerakan Sayang Jiwa ) ODGJ. Gerakan ini diinisiasi oleh Dwi Siswarini Kepala Desa Mlaten dan di dukung oleh Camat Puri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melalui bagian program jiwa, Supriyono mengapresiasi Pemerintah Desa Mlaten yang telah membuat terobosan penanganan ODGJ.
Menurut Supriyono, Kabupaten Mojokerto memiliki lebih dari 53 ODGJ yang dipasung, meskipun sebagian sudah ditangani dan di kirim ke RSJ Lawang untuk diobati, namun semuanya belum tuntas.
Kami dari dinas kesehatan sangat apresiasi dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Kades Mlaten, karena telah membantu dan peduli dengan program Dinkes Mojokerto, harapan kami seluruh kades di Mojokerto bisa membuat terobosan seperti di Mlaten ini.” Kata Supriyono dalam sambutannya.
“Sebenarnya Posyandu Jiwa sudah ada di 4 UPT Puskesmas di wilayah Kabupaten Mojokerto, namun sampai dengan saat ini kami belum memiliki petunjuk pelaksanaan maupun juknisnya, sehingga mereka saya arahkan untuk tetap jalan saja terlebih dahulu, hal ini berbeda dengan Desa Mlaten yang telah langsung berani mengambil langkah dengan menggandeng Organisasi lintas sektor, termasuk RSJ Lawang,” terangnya.
Supri berharap, seluruh UPT Puskesmas di Mojokerto terdapat posyandu jiwanya sehingga hal ini akan memudahkan untuk pendataan dan pembinaan, dengan target besar yaitu Mojokerto bebas pasung.
Program Posyandu jiwa di Desa Mlaten lebih terkonsep dengan baik. Pasalnya para eks ODGJ telah diberikan bekal pelatihan keterampilan dari stake holder yang juga didampingi para kader sehat jiwa desa setempat yang diharapkan nantinya, para eks ODGJ binaanya bisa berkarya dan memiliki penghasilan serta bisa hidup mandiri.
Sementara itu Manajer Operasional Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jatim gerai Mojokerto Lutfi Al Amin mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendukung program yang masih linear dengan lembaganya.
“Kami memiliki empat program utama, yaitu pendidikan, dakwah, perekonomian dan Sosial. Terkait dengan penanganan Eks ODGJ di Desa Mlaten kami siap mensuport sesuai kemampuan yang kami miliki.” Kata Lutfi.
“Untuk menangani permasalahan sosial memang tidak bisa sendiri, dan dibutuhkan kebersamaan seluruh organisasi sektoral, sehingga akan lebih cepat tuntas dan terselesaikan dengan baik,” imbuhnya.
Pasca berakhirnya seremonial Posyandu Jiwa, seluruh perwakilan dari lintas sektoral melakukan tanda tangan bersama komitmen untuk menyukseskan Inovasi ” ,Gesang Jiwa ” (Gerakan Sayang Jiwa ) yang telah di sediakan oleh Pemerintah Desa Mlaten dan foto bersama. (md)