Oleh: Saiful Huda Ems.
Ada seorang teman media yang menjelaskan ke saya soal hasil survei yang direlease Charta Politika, dimana Yunarto telah menjelaskan, “bahwa mayoritas responden mengetahui pergantian Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada 5 Maret lalu. Survei tersebut dilakukan dengan metode wawancara telpon terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak pada 20 sampai dengan 24 Maret 2021. Sementara margin of error survei diperkirakan +/- 2.83%. Ada 51,9 % tau adanya pergantian Ketum Partai Demokrat melalui KLB. Lalu 23,1 % menyatakan tidak tau dan sisanya 25 % tidak tau atau tidak menjawab.”
Masih menurut Yunarto,” pada responden yang mengetahui pergantian Ketum Partai Demokrat, 37,6 % menyatakan tidak setuju dengan penunjukan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat, sementara 18,1% menyatakan setuju. Sedangkan yang tidak tau atau tidak menjawab 44,3%.” Lalu teman dari salah satu media itu menanyakan ke saya, bagaimana komentar saya untuk hasil survei Charta Politika yang direlease oleh Yunarto itu. Saya jawab: Alhamdulillah, luar biasa. Kenapa?
Pertama, patut disyukuri bahwa Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Sibolangit Deli Serdang Sumatera Utara yang baru diselenggarakan pada tgl. 5 Maret 2021 lalu, gaungnya sudah kemana-mana hingga menutup banyak pemberitaan lain-lainnya. Apalagi ketika Pak Moeldoko telah terpilih secara voting menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, semua media telah memberitakannya secara terus menerus hingga detik ini. Olehnya, tidaklah heran jika menurut servei Charta Politika di atas, mayoritas responden telah mengetahuinya.
Ini semua merupakan tanda dari keberhasilan gerakan politik para inisiator KLB Partai Demokrat yang sangat cerdas dan diluar dugaan, karena tidak terlalu banyak mengeluarkan ongkos atau biaya, bahkan tidak pernah membuat iklan apapun di berbagai media meinstream, seperti stasiun-stasiun Tv ataupun surat kabar-surat kabar terpopuler bahkan sekedar pasang iklan di media lokalpun tidak pernah dilakukannya. Berbeda jauh sekali dengan kebiasaan Partai Demokrat SBY atau AHY, yang selalu mengeluarkan biaya iklan hingga ratusan milyar di stasiun-stasiun Tv Nasional sampai Lokal, di Surat Kabar-Surat Kabar Nasional sampai pedesaan, namun hasilnya malah perolehan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan SBY dan AHY semakin jeblok, terjun bebas.
Kedua, mengenai angka 37, 6 % responden yang mengetaui pergantian Ketum Partai Demokrat, dan menyatakan tidak setuju dengan terpilihnya Pak Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, bukanlah suatu hal yang perlu kami cemaskan. Ini semua karena kami telah mengetaui, bahwa serangan opini negatif gila-gilaan dari kubu Partai Demokrat AHY terhadap Pak Moeldoko masihlah terus menerus bahkan semakin gencar mereka lakukan dari hari ke hari, bahkan semenjak sebelum diselenggarakannya KLB PD di Deli Serdang itu sendiri.
Semua orang telah tau, berapa banyak ongkos yang telah dikeluarkan dari pihak AHY dan SBY untuk mendanai gerakan penggiringan opini negatif terhadap Pak Moeldoko dan Partai Demokrat versi KLB itu, mulai dari demonstrasi demi demonstrasi yang dilakukannya, hingga pembuatan baliho-baliho dan spanduk-spanduk penyesatan opini yang dipajangnya mulai dari Ibu Kota Jakarta hingga pelosok-pelosok desa. Menariknya tidak ada satupun dari pihak Pak Moeldoko yang mau menanggapinya dengan melakukan demonstrasi ataupun pasang baliho dan spanduk yang sama, bahkan hanya satupun spanduk atau baliho sama sekali tidak dilakukannya. Maka semua orangpun akan tau, betapa perihnya hati AHY ataupun SBY karena demo, baliho dan spanduk-spanduknya yang mahal itu tidak ada satupun yang ditanggapi kubu Pak Moeldoko.
Ketiga, Pak Moeldoko itu Jenderal Santri yang sangat tenang, cerdas, dewasa, berintegritas, kaya wawasan dan sangat berpengalaman. Sebanyak apapun nyinyiran dan fitnah yang ditujukan padanya, tidak akan pernah sanggup menggeser seinchipun ketenangan hatinya. Beliau mantan Panglima TNI yang sangat cermat dan tepat mengambil keputusan tanpa siapapun dapat menduganya, bahkan oleh keluarga dan teman-teman dekatnya sendiri, apalagi dapat diduga oleh musuh-musuh politiknya di sebrang sana. Pak Moeldoko itu bukan hanya tegap badannya namun juga tegak dan tegap jiwanya, olehnya beliau tidak akan mudah dikalahkan oleh lawan-lawan politiknya.
Karena itu penggiringan opini negatif yang terus menerus dihembuskan oleh kubu AHY dengan biayanya yang mungkin sudah habis ratusan milyar, namun hanya mendapatkan respon 37,6 % responden yang tidak menyetujui pergantian Ketua Umum Partai Demokrat oleh Pak Moeldoko bagi saya merupakan suatu kesia-siaan, atau tanda nyata dari kekalahan Partai Demokratnya AHY dan SBY yang memimpin partai seperti raja diraja. Waktu kemenangan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Pak Moeldoko akan segera tiba. Di saat seperti itulah mayoritas lembaga survei nantinya akan merelease hasil surveinya dengan keadaan terbalik dari sebelumnya: 99 % responden sangat setuju dengan pergantian Ketua Umum Partai Demokrat oleh Pak Moeldoko, sedangkan sisanya 1% responden akan mengatakan kasihan SBY belum sembuh-sembuh dari bapernya, dan masih belum lenyap kesombongan dan tipuan pencitraannya. Semoga…(SHE).
28 Maret 2021.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pemerhati Politik Nasional.