Kerajinan Kulit Dari Desa Tembus Pasar Dunia

  • Whatsapp

Banyuwangi Beritalima.com – Sudah tidak asing ditelinga kita jika para pengerajin bahan yang terbuat dari kulit sekarang ini menjamur, namun jika dikerjakan dengan desain dan sentuhan seni serta polesan tangan -tangan trampil maka tercipta karya seni produk yang bernilai tinggi hingga sangat dicari oleh pecinta produk yang berbahan dasar kulit.

Pengerajin dari bahan kulit reptil dan mamalia kini marketnya hingga menembus pasar internasional, itu terbukti dari order yang dipesan dari berbagai negara mulai Asia hingga Eropa.

Seperti halnya pengrajin bahan kulit asal Banyuwangi selatan Mohamad Efendi, karya beliau mampu menembus pasar Internasional walau persaingan global sangat gesit.  Dari tangan trampil bahan kulit tersebut tercipta seperti tas, sepatu, dompet, ikat pinggang, jaket, sandal yang tidak kalah cantiknya dengan olahan pabrik.

Fendibali perusahan home industri yang iya dirikan semenjak dua tahun lalu, sudah menghasilkan sekian ribu QTY, selain memenuhi pasar lokal Fendibali juga go asia dan eropa.

“Kalau jaket dan dompet banyak kita kirim ke Asia seperti Malaysia, Thailan,   Vietnam jika sepatu dan tas kebanyakan Eropa seperti halnya Rusia, Amerika, Ukraina.  Selaian keluar negeri kita utamakan penjualan dari dalam negeri seperti permintaan dari Jakarta,  Bali,  Sumatra,  Kalimantan dan seluruh pulau Jawa” terang Efendi saat ditemui ditempat produksinya di Dusun Kaliboyo Rt 2 Rw 5 Desa Kradenan Kecamatan Purwoharjo.

Hasil Order dalam satu bulan mampu mengerjakan 300 pcs perbulan dengan omset hingga 200 juta dalam mengerjakan dibantu oleh 9 orang penjahit dan perakit handal jika digenjot dalam mengerjakan mereka mampu mengerjakan seperti Dompet 200 pcs Tas 300 pcs Sepatu 50 pcs Sandal 150 pcs dan ikat pinggang 50 pcs. Tingkat kesulitan dalam mengerjakan hampir tidak ada hanya bahan kulit jika musim penghujan susah dicari.

“Harapannya kepada pemerintah daerah agar bisa mengatur sistem perdagangan terutama pengerajin kulit agar tidak memainkan harga pasar, sebab kalu seperti kita ini tidak punya ijin disuruh cepat buat ijin ketika kita mengantongi ijin kita dibiarin tidak ada perhatian, contoh kalu pengrajin kecil dengan cara semua dikerjakan sendiri ia bisa jual lebih murah. La kalu kita dengan biaya Oprational yang tinggi jelas kita ngak bisa seperti mereka jual lebih murah, tentunya dipasaran lokal kita kalah” terangnya.(abi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *