Kerjasama Dengan UIN SATU Tulungagung, Kemenag Jatim Gelar Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| Berlangsung selama 10 hari, tepatnya tanggal 18 sampai dengan 27 April, sertifikasi pembimbing manasik haji Kemenag Jatim terlaksana di Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

Dijelaskan oleh Dr. Husnul Maram, M.H.I., Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Sertifikasi Pembimbing Haji tersebut diselenggarakan oleh Bidang PHU Kanwil Kemenag Jatim bersama UIN Sayyid Rahmatullah (SATU).

“Tujuan sertifikasi ini untuk meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik agar mampu melakukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional dalam rangka mewujudkan Jemaah haji mandiri, baik dalam hal ibadah maupun perjalanan. Selain itu, untuk memberikan pengakuan dan perlindungan atas profesionalitas pembimbing manasik untuk melaksanakan haji, tugas, tanggungjawab, dan kewenangannya dalam memberikan bimbingan manasik haji sesuai ketentuan pemerintah.”

Maram menambahkan, bahwa sertifikasi pembimbing Haji sebagai upaya menstandarisasikan kompetensi pembimbing agar dapat memberikan jaminan kualitas pelayanan bimbingan manasik haji dan kegiatan sertifikasi ini juga menjadi mediasi bagi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dalam mewujudkan penjaminan mutu bagi pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah maupun masyarakat.

Salah satu pemateri dalam sertifikasi adalah Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag., Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, yang memberikan materi tentang Filosofis Haji, pada Rabu (20/4).

Seperti biasa, Da’i yang dikenal mengisi berbagai forum internasional dan sekaligus penulis, memberikan motivasi, selain wawasan sesuai tema materi. “Tidak mudah, membuat pendengar tertarik dengan materi, sedangkan pendengar sudah biasa mendengarkan sesuatu yang pernah didengar,” ujarnya yang disambut tawa semangat para peserta.

Pria asal Lamongan tersebut, menekankan bahwa 90 % ibadah haji adalah seremonial, bukan fungsional. Sehingga perlu kita mengetahui fungsi, dan makna filosofis setiap tata cara ibadah haji.

“Salah satu makna filosofis haji, bahwa tata cara ibadah haji adalah bertujuan memperbaiki akhlak dan menyebarkan kebaikan, seperti halnya matahari yang ikhlas memberikan sinar. Jika mau bersinar seperti matahari, maka bersiaplah terbakar. Terbakar adalah bahwa seorang pembimbing harus siap berpanas-panas demi mendampingi semua jamaahnya, dan banyak belajar agar memahami setiap pertanyaan selama berhaji.”

“Dalam ibadah, jika kita temui penghambat untuk berbuat baik, maka marilah kita baca Istighfar. Sebagai contoh, jangan mudah marah dalam melayani jamaahnya,” tambahnya.

Prof Ali pun menekankan pentingnya seorang pembimbing seperti teko/cerek. “Jadilah teko yang menuangkan ilmu pada jamaah. Maka, harus berisi ilmu agar bisa menuangkan. Jika sedikit ilmu atau sedikit belajar, maka apa yang dituangkan?”

Beliau juga menyampaikan setidaknya empat kompetensi yang harus dimililiki oleh pembimbing haji, yaitu Kompetensi kepribadian, profesional, komunikatif, dan sosial.

Kompetensi kepribadian adalah beriman, berakhlak, peduli, teladan, dan dapat dipercaya. Kompetensi profesional menguasai bimbingan haji sesuai Al-Qur’an dan Hadis. Kompetensi komunikatif adalah kemampuan memahami psikologis, sosiologi, dan tingkat inetektualitas para jamaahnya. Kompetensi sosial adalah kemampuan bergaul atau komunikasi dengan jamaahnya.

“Jadi pembimbing, ingatlah pedoman: ‘at ta’rif qablat taklif’, jangan menyuruh orang sebelum orang tersebut memahami. Agar jamaah memahami, maka bangun pendekatan yang baik sebelum memberikan arahan.”

Selain filosofi haji, seperti pakaian ihram yang mengingatkan kematian, Prof Ali juga memberikan begitu banyak motivasi yang direlevansikan dengan tata cara ibadah haji. Sebagai contoh ibadah Sa’i direlevansikan dengan motivasi, bahwa ‘Bijak memilih, kapan kita berjalan, kapan berlari’.

Adapun acara sertifikasi yang saat itu dimoderatori oleh Dr. Lia Istifhama (Sekretaris MUI Jatim), menerapkan protokol kesehatan ketat dan tes swab antigen bagi semua peserta, sertifikasi juga menghadirkan narasumber yang memiliki kompetensi yang sangat mumpuni di bidangnya. (red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait