Jakarta | beritalima.com – Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih rendah bahkan hanya dilihat dari segelintir tempat terutama di tempat tamasya seperti Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dan Kebun Raya Bogor, stasiun dan bandara. Berbeda dengan tempat lain pengunjung terlihat males berdiri dan males berjalan padahal tong sampah tidak jauh dari tempat suduk duduk.
Begitu juga dengan kebersihan sungai, masih saja masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tidak peduli dengan anjuran Pemerintah bahkan tengah melaksanakan kebersihan sungai masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tidak mau tau dengan anjuran atau himbauan.
Menarik kebelakang, bahwa sungai sebagai sumber kehidupan dari jaman kerajaan hingga sekarang. Bedanya masyarakat di jaman kerajaan yang tinggal dekat bantaran sungai masih sedikit dan bisa dibitung dengan jari dibanding sekarang dimana ada bantaran pasti ada pemukiman. Belum lagi diupayakan Pemerintah terhadap kejernihan air berdasarkan baku mutu. Rasanya sulit untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai standar baku mutu air sungai. Kecuali di bantaran sungai kosong dari pemukiman warga.
Yang lebih penting, produsen diterjen, sampo, sabun harus bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Beda jaman di tahun 1970 an ke bawah banyak warga menggunakan sabun nabati dengan mengambil buah rerek yang digosok gosok menghasilkan busa yang melimpah. Produsen deterjen, sabun, dan sampu harus jelas CSR nya, Corporate Social Responsibility.
Lebih lanjut berdasarkan survei, tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih bervariasi; sebagian masyarakat menunjukkan kepedulian seperti memilah sampah atau menggunakan tas belanja sendiri, namun sebagian lainnya masih membuang sampah sembarangan. Alhasil grand design Kementerian Lingkungan Hidup sampai 2029 tidak ada sampah open dumping baik di pelataran maupun di badan sungai.
Berdasarkan survei yang dihimpun dari berbagai sumber tahun 2024, 69,8% masyarakat mulai menunjukkan kesadaran tinggi seperti lebih sering menggunakan tas belanja sendiri, 56,2% membeli produk ramah lingkungan dan 46,4% masyarakat mengolah sampah tingkat hulu. Ironis yang masih membuang sampah 57,1% sedangkan dari survei KLH 60% yang terkelola.
Jurnalis : Dedy Mulyadi








