SURABAYA, Beritalima.com|
Guru besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair), Prof Udijanto Tedjosasongko drg PhD SpKGA Subsp PKOA mengungkap peran penting kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup anak-anak. Ia mengatakan, pemeliharaan rongga mulut harus dilakukan sejak dini melalui program 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
“Periode ini penting karena kurang gizi pada periode ini tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya. Anak bisa menjadi tidak cerdas, stunting, dan mudah sakit,” kata Udijanto saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besar pada Selasa (05/09/2023) di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C Unair.
Karies Gigi dan Mikrobiom Rongga Mulut
Guru besar Ilmu Kariologi itu menjelaskan bahwa anak-anak rentan terkena penyakit karies gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi karies gigi pada anak usia dini masih sangat tinggi yaitu sekitar 93 persen. Artinya, hanya 7 persen anak-anak yang tidak memiliki masalah karies gigi.
Penyakit karies gigi dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara empat faktor yang saling terintegrasi dalam rongga mulut. Yaitu, faktor host, substrat, mikroorganisme, dan waktu. Dalam hal ini, mikroorganisme yang berperan penting untuk mencegah karies gigi yaitu mikrobiom.
“Mikrobiom ini bersifat natural, memiliki simbiosis yang kuat, dan memberikan manfaat yang penting bagi rongga mulut. Dalam kondisi sehat, keseimbangan dinamis tercapai antara host, lingkungan, dan mikrobiom. Namun, jika mikrobiom terganggu maka akan menyebabkan disbiosis atau gangguan rongga mulut,” ungkap dokter spesialis gigi anak itu.
Pada akhir, Udijanto menegaskan bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan golden period yang harus dimaksimalkan untuk mempersiapkan kualitas hidup anak-anak. Salah satunya dengan mencegah terjadinya disbiosis mikrobiom pada rongga mulut anak. Dengan demikian, daya tahan tubuh anak bisa terjaga dan mereka bisa terbebas dari penyakit karies gigi.
“Kerja sama erat dan berkesinambungan antar disiplin ilmu dan semua pihak yang terkait perlu diupayakan sejak 1000 hari pertama kehidupan untuk menjaga serta meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (Yul)