Kesulitan Keuangan, AQ: Garuda Boleh Terima Pinjaman Dengan Persyaratan Ketat

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Keterbukaan manajemen maskapai perrbangan nasional, Garuda Indonesia penting diketahui rakyat. Soalnya, Garuda merupakan angkutan udara plat merah milik bangsa Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI), Achsanul Qosasi di Jakarta, Jumat (28/5) menanggapi terkait kesulitan keuangan yang dialami maskapai Garuda Indonesia (GIA) saat ini.

Anggota Komisi XI DPR RI 2009-2014 dari Dapil XI Provinsi Jawa Timur itu memahami kesulitan keuangan yang dialami PT Garuda Indonesia saat ini karena adanya keterbatasan gerakan penerbangan sebagai dampak pandemi virus Corona (Covid 19).

“Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, profesional hebat juga sulit menyehatkan keuangan PT Garuda Indonesia, kecuali ada dana cash untuk menutupi beban masa lalu,” ungkap pria kelahiran Sumenep, Madura, 10 Januari 1966 tersebut.

Achsanul mengatakan, kondisi keuangan Garuda saat ini juga disebabkan kesalahan kumulatif termasuk pelanggaran fleet plan yang tidak sesuai kebutuhan sejak 2012.

Pada masa lalu pemerintah pernah memutuskan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 8,5 trilyun kepada PT Garuda Indonesia. Namun, langkah itu tidak jadi dilakukan dengan alasan Garuda adalah perusahaan publik yang terdaftar di lantai bursa.

Lebih jauh, sosok yang akrab disapa AQ ini menambahkan, Garuda hanya bisa menerima pinjaman (loan) dengan bunga atau talangan, dan harus sesuai persyaratan ketat.

“Saat ini gaji direksi garuda dipotong 50 persen, awak kabin dan pilot dipotong 30 persen, sementara sekitar 70 pesawat tidak terbang, dan yang terbang hanya diisi 50 persen,” ujar Achsanul.

Beberapa hari belakang muncul pernyataan dari Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra tentang kondisi perusahaan dan perihal menawarkan pensiun dini kepada karyawan karena perusahaan tengah kesulitan keuangan akibat pembatasan pergerakan penerbangan masa pandemi.

Irfan mengaku, terpaksa menawarkan pensiun dini kepada para karyawan. Dan, dari 7.890 karyawan 2020 kini, berkurang menjadi 5.945 orang. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi beban keuangan perusahaan.

Irfan sempat menyebutkan untuk gaji karyawan Mei pihak perusahaan masih harus berjuang keras untuk mendapatkan anggarannya karena pendapatan hanya 56 juta dolar AS dari biasanya 200 juta dimasa sebelum pandemi. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait