Jakarta, beritalima.com| – Keteladanan dan kesederhanaan Sang Proklamator Bung Hatta, masih relevan diterapkan dalam kehidupan saat ini. Hatta bahkan pernah bertekad, tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka sebagai wujud dari sikapnya yang lebih mengedepankan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi.
Sebagai seorang pejabat publik maupun setelah pensiun, Hatta sama sekali tidak korup. “Ia tidak mau sedikit pun menggunakan uang negara. Jika ada uang dari negara yang diberikan kepadanya, tetapi merasa bahwa itu bukan haknya, Hatta akan segera menolak atau mengembalikannya kepada petugas,” kisah Dr. Dra. Gemala Hatta MRA, putri kedua Bung Hatta, yang disampaikan dalam Forum Praksis, di Jakarta (29/8).
Keteladanan dan kesederhanaan Hatta pertahankan hingga akhir hayat. Saat ia meninggal pada 14 Maret 1980, misalnya, uang yang ada di rekening bank Hatta hanyalah sekitar Rp. 2.250.000,-
“Tidak ada deposito atau obligasi, apalagi dollar,” tutur Gemala didampingi putri bungsu Bung Hatta, Halida Hatta. Ia tambahkan, surat-tanah yang Hatta miliki hanyalah surat-tanah untuk rumah yang ia tinggali sejak Indonesia belum merdeka. Di luar itu ia hanya memiliki satu vila yang terletak di Megamendung, Jawa Barat, yang telah ia beli saat ia masih bujangan.
Seperti diketahui Bersama, Hatta adalah salah seorang Proklamator Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, memiliki berbagai peran penting dalam sejarah Republik Indonesia. Tokoh yang lebih dikenal dengan sebutan akrab Bung Hatta itu, misalnya, merupakan salah satu tokoh kunci pada masa pra-kemerdekaan dalam memperkenalkan nama “Indonesia” di Eropa.
Selain itu ia turut menandatangani Surat Keputusan pendirian Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hatta juga pendiri Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 28 Juli 1955. Dalam dunia militer, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dengan pangkat tituler Jenderal yang diberikan pada tanggal 29 Januari 1948.
Sederet julukan lain yang ia miliki antara lain Bapak Koperasi, Bapak Perumahan Rakyat, Bapak Kedaulatan Rakyat, Bapak Palang Merah Indonesia serta pencetus politik luar negeri “bebas-aktif” yang tetap dianut Indonesia hingga sekarang.
Dalam kaitannya dengan perumusan UUD 1945 ia adalah juga pencetus ekonomi kerakyatan dan kebebasan berserikat serta berpendapat. Meskipun demikian, dalam kehidupan sehari-hari Bung Hatta tetaplah seorang pribadi, suami, ayah dan bapak keluarga yang sabar, santun, tidak pemarah, serta lebih mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri atau keluarga.
“Ayah selalu mengetuk pintu kalau mau masuk kamar tidur pribadinya, karena takut kalau Ibu sedang sibuk atau sedang berpakaian kurang pas,” ungkap Gemala, mantan Regional Director untuk kawasan Asia Tenggara dari International Federation on Health Records Organizations (IFHRO) periode 2007–2010 dan 2019-2022.
Masih banyak sikap keteladaan, kejujuran da kesederhanaan Hatta yang patut dipelajari oleh generasi penerus. Kesederhanaan hidup ini, menurut Gemala, sesuai dengan pesan dari kakek Hatta sendiri yang mengatakan: “Harta di dunia ini tidak ada yang kekal. Yang kekal hanyalah harta ilmu dan pengetahuan serta ibadat.”
Jurnalis: abriyanto






