Ketika Kebenaran,Keadilan dan Kejujuran di “Dipenjarakan”

  • Whatsapp

Ditulis Oleh : Gede Siwa (Wartawan berita lima).

Mencari kebenaran di negeri ini begitu mahal harganya.Justru kebenaran dan keadilan itu terkadang telah mengoyak insani yang telah berteriak menyampaikan kebenaran dan keadilan itu.

Kejujuran pun terkadang adanya posisi tawar,padahal setiap orang sangat berharap adanya kejujuran,keadilan dan kebenaran itu,namun di negeri ini sungguh berbeda dengan di negara lain,justru keadilan,kejujuran dan kebenaran menjadi seatu prilaku yang langka ditemukan di negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke ini.

Tentunya akan menjadi pertanyaan bagi kita,negara yang dikenal dengan filsafahnya Indiologi Pancasila,yang tertuang dalam butir Sila ke 2 dan 5,Keadilan sesosial bagi seluruh rakyat Indonesia,dengan melihat gejala-gejala yang terjadi, justru pelaku keadilan harus mendekam di jeruji besi,saat mereka berteriak menyampaikan kebenaran dan keadilan itu dengan kejujurannya.

Lantas kita mestinya menyimak secara jernih,apa yang diinginkan oleh negara ini..?,apakah setiap oknum pejabat atau penegak hukum bermain dengan ‘membelenggu’ rasa keadilan,kebenaran dan kejujuran ‘menari’ diatas yang tidak benar justru disematkan “Pahlawan”..?.

Dengan adanya gejala-gejala seperti itu kita harus berkata,keadilan,kebenaran dan kejujuran sangat langka dan tak ‘bertuan’ sehingga mereka melakukan tanpa hati nurani.Ada begitu banyak contoh kasus yang membuat kita harus membuka mata,disaat mereka berteriak menyampaikan rasa keadilan,kebenaran dan kejujuran,nasibnya,mereka harus menelan “pil pait” dan berujung di jeruji besi.

Seatu prilaku yang aneh,dan harus banyak “dibongkar” dengan mengikuti tatanan yang ada sesuai filsafah Pancasila untuk menuju negara yang mumpuni,beritika dan beradab tanpa mengabaikan rasa keadilan,kejujuran dan kebenaran sebagai negara yang dikenal negara yang beragama.

Ada begitu banyak menimpa nasib pejuang keadilan,kebenaran dan kejujuran justru miris,berakhir pada jeruji besi.Ini mestinya harus menjadi refleksi untuk kita bersama agar di negara dengan Kebenekaanya tetap berjalan utuh dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Dan tentunya bunyi Sila 2 dan 5 menjadi Infirasi dalan menegakkan rasa kebersamaan dengan keadilan,kebenaran dan kejujuran demi tegaknya Persatuan NKRI tanpa adanya perbedaan.(GS).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *