Ketika Korupsi Menjadi Budaya

  • Whatsapp

Penulis : Ariyansah Wartawan Beritalima OKU

Beritalima – Kita sering mendengar kabar dari media cetak, online dan media elektronik banyaknya oknum pejabat yang tersandung kasus korupsi sehingga harus mendekam dibalik jeruji besi. Korupsi itu sudah tidak asing lagi kerap terjadi mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah

Mengapa mereka tega untuk melakukan korupsi,mengambi atau mencuri uang yang bukan hak mereka. Uang yang seharusnya di gunakan untuk keperluan bersama justru mereka gunakan untuk kepentingan individu guna memperkaya diri, secara tidak langsung mereka juga bisa dikatakan sebagai pencuri atau maling terselubung.

Para aktor korupsi harus diproses secara tegas dan sesuai dengan hukum yang berlaku jika tidak mengambil tindakan tegas maka korupsi kian merajalela dan membabi buta.

Mengatasi masalah korupsi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan perlunya lembaga yang bertangan besi dan benar-benar idealis untuk membasmi para koruptor supaya timbul efek jera untuk tidak melakukan korupsi.

Persoalan korupsi seolah-olah menjelma sebagai budaya di Negeri ini, dalam perkembangannya sudah banyak oknum pejabat terseret ke penjara akibat korupsi, yang hanya sekedar menikmati sesaat sengsara selamanya.

Korupsi telah menancap kuat pada sendi-sendi kehidupan dan memungkin akan menjadi budaya baru. Fenomena ini patut diperhatikan dan diwaspadai secara serius sebab dampak dari tindakan korupsi tidak hanya sekedar merugikan keuangan Negara namun lebih dari itu, akan menciptakan kemiskinan, dan memicu tindakan kriminalitas, bahkan mengubur masa depan bangsa.

Dari sudut pandang yang jelas bahwa korupsi terjadi dalam level manapun dan merupakan hal yang dapat menghancurkan nilai-nilai etika, norma sosial serta nilai agama.

Mental korupsi telah membudaya seakan-akan menjadi kebutuhan pokok seperti makanan yang di konsumsi setiap hari, salah satu contoh bisa ditemui disekeliling kita seperti membeli beras dipasar menggunakan timbangan terkadang kalau diperhatikan tidak tepat timbangannya, naluri penipu dan mental korupsi sudah tertanam dalam hati ingin melakukan perbuatan curang.

Mental korupsi ternyata tanpa kita sadari sudah mulai ditanamkan pada diri sendiri, korupsi seakan menjadi cerminan dan apakah sudah menjadi budaya atau bukan itu semua tergantung masyarakat yang menilai.

Mengatasi persoalan korupsi ini merupakan tugas yang sangat berat, akan tetapi tidak mustahil untuk dilakukan. Dibutuhkan tekad yang kuat dan kesungguhan serta niat dari diri sendiri untuk tidak korupsi. Maka dari itu kita harus dapat melawan dan memerangi korupsi.

Korupsi bisa dikatakan kejahatan luar biasa dan harus diberantas dengan cara yang luar biasa, Mulailah dari diri sendiri untuk tidak melakukan korupsi.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *