Ditulis Wartawan Berita Lima : Gede Siwa
Kota Rantepao saat ini di ‘hadang’ dengan suasana macet. Meningkatnya jumlah kendaraan roda dua maupun roda empat ditambah angkutan sitor, Rantepao kian hari terus menampilkan suasana macet. Salah satu pemicu terjadinya macet meningkatnya jumlah kendaraan, sementara upaya pemerintah membangun sarana infrastruktur jalan baru masih minim.
Pahal hemat saya, seiring Rantepao terus penambahan jumlah penduduk, artinya rutinitas masyarakatnya semakin kompleks. Hal ini sudah pasti sangat mempengaruhi mobilitas, baik peningkatan jumlah kendaraan pribadi maupun meningkatnya jumlah kendaraan angkutan.
Sementara disisi lain peningkatan pembangunan sarana infrastruktur jalan kelihatannya masih bertumbu pada sarana infrastruktur jalan sejak berdirinya daerah ini, baik masih menjadi satu Kabupaten dan kini telah dimekarkan menjadi dua Kabupaten masih memfungsikan jalan lama.
Sebenarnya Pemeritah Kabupaten Toraja Utara terbersit dalam pemikiran Pemerintah, telah menyadari seiring meningkat jumlah kendaraan, macet akan menjadi persoalan baru yang bakal dihadapi oleh daerah penghasil kopi terbaik ini.
Itulah sebabnya Pemerintah telah membangun jalan lingkar poros Panga’ menuju Kesu’ dengan harapan kemacetan yang terjadi dapat diurai dengan poros Panga’-Kesu’ sebagai poros alternatif guna mengurangi adanya kemacetan dalam kota Rantepao.
Hanya saja poros alternatif yang di bangunan dari anggaran ABPN 2016, rupanya belum berfungsi secara maksimal, malah beberapa titik poros Panga’ – Kesu’ kini mengalami kerusakan perlu mendapat perbaikan.
Soal poros alternatif, Pemerintah Toraja Utara sudah semestinya melakukan terobosan baru dengan merancang infrastruktur jalan baru, hal ini dimaksud guna nenimalisasi adanya tingkat kemacetan yang ada.
Begitupun soal pembangunan terminal baru, pembangunan terminal tersebut sudah saatnya pemerintah menata kota Rantepao dengan memiliki terminal baru yang berkapasitas setidak-tidak terminal tipe B, sebagai daerah destinasi tujuan wisata Dunia.
Terminal dan pembangunan infrastruktur jalan baru menurut pendapat saya, dengan kondisi kota Rantepao terus mengalami kepadatan kendaraan serta seiring meningkatnya jumlah penduduk pembenahan dua sarana yang dianggap vital guna menampilkan wajah Rantepao tertata dengan baik dua sarana itu terminal dan pembangunan jalan alternatif perlu dipikirkan, demi Rantepao lebih indah, rapi, serta tertib dan tidak memunculkan suasana macet akibat tak memiliki terminal yang memadai hingga sepadan jalan kini berfungsi sebagai layaknya terminal untuk parkiran. (*).