Ketua DPD RI Minta Pemkab Sidoarjo Bantu Kampung Jajanan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Agar bisa eksis kembaliKetua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Pemerintah khususnya Pemkab Sidoardjo memberikan perhatian lebih kepada Kampung Jajanan di Desa Kedung Sumur, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Senator Dapil Provinsi Jawa Timur ini mengatakan, salah satu penopang perekonomian masyarakat desa adalah dengan hidupnya produk jajanan tradisional. Hal ini sudah dilakukan secara turun menurun.

“Pemkab jangan abai dengan setiap potensi ekonomi yang dapat menyejahterakan masyarakatnya, karena potensi ekonomi riil seperti ini dapat membuka peluang-peluang usaha dan menyerap tenaga sektor non formal,” tutur LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media, Rabu (5/5).

Dkatakan, eksistensi tenaga kerja melalui UMKM produk jananan lokal akan membantu Program Pemulihan Ekonomi (PEN), khususnya pada masa pandemi Covid-19.

Kampung Jajanan sendiri sempat berjaya beberapa tahun lalu, setelah mendapat bantuan dari pemkab. “Di 2009-an, Pemkab Sidoarjo memberi banyak atensi dan dukungan sehingga Kampung Jajanan bisa sukses. Karena itu, aya harap Pemkab kembali turun untuk mengembangkan potensi lain dari pelaku usaha jajanan pasar di Desa Kedung Sumur.”

Industri jajanan kue tradisional di Desa Kedung Sumur beragam, mulai dari kue lapis, lumpur, getas, jelly, roti goreng, dadar gulung, pluntir, donat, otok-otok, onde-onde, terang bulan, ote-ote, tahu berontak, nogosari, kucur, lumpia, serta roti goreng yang menjadi primadona. Saat itu, setiap hari pengusaha jajanan di Desa Kedung Sumur bisa memproduksi rata-rata 1.300 sampai 2.000 kue.

LaNyalla mengimbau Pemkab Sidoarjo memberi bantuan promosi dan pemasaran Kampung Jajanan. Selain itu, Dinas Koperasi dan UMKM diharapkan bisa menginisiasi program pendampingan melalui pelatihan-pelatihan kepada para pelaku usaha pembuat kue.

“Pemkab harus bisa mempermudah akses penjual kue di Kampung Jajanan. Hubungkan dengan pihak-pihak sponsor, termasuk dengan konsumen berskala besar. Ini sangat diperlukan warga, apalagi karena pandemi omzet mereka semakin menurun,” papar LaNyalla.

Dia meminta Pemkab membuat program pelestarian jajanan tradisional, khususnya kepada generasi milenial. Karena generasi awal pelaku usaha di Kampung Jajanan mulai mengeluhkan kehabisan penerus. “Langkah warga Desa Kedung Sumur melestarikan produksi jajanan tradisional perlu diberikan apresiasi dan dibantu agar eksistensinya tetap ada di tengah-tengah masyarakat.”

LaNyalla mengajak generasi muda Sidoarjo tergerak untuk melestarikan perkembangan jajanan tradisional. Sebab, bisnis kuliner berkembang pesat era saat ini. Perlu ada upaya untuk melestarikan jajanan tradisional.

“Tren masa depan, kuliner tradisional merupakan daya tarik tersendiri, contohnya jajanan tradisional yang digemari kalangan menengah ke atas adalah jajanan Surabi Bandung. Ini bisa jadi kesempatan agar jajanan khas Sidoarjo dikenal dan jadi andalan,” terang LaNyalla.

Kepada pengusaha kue-kue di Kampung Jajanan, dia mengimbau agar semakin inovasi dalam mengembangkan usahanya. Karena di era yang serba maju ini, kreativitas sangat dibutuhkan untuk kesuksesan usaha. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait