SIDOARJO, beritalima.com – Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas NU Sidoarjo (UNUSIDA) Haedar Wahyu pada Senin (12/2/2018) menemui Rektor Universitas NU Sidoarjo.
Kedatangannya dalam rangka tabayun atas pemberitaan yang dimuat di beberapa media masa.
Hadir dalam pertemuan tersebut ketua BPPTNU Arly Fauzi bersama jajarannya, rektorat UNUSIDA yang dihadiri Wakil Rektor 1 Hadi Ismanto dan Wakil Rektor 2 Khoifullah, serta pejabat struktural dan para pimpinan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) UNUSIDA
Atas pemberitaan yang akhir-akhir ini menyebar di media Sosial, secara pribadi Haedar Wahyu meminta maaf kepada institusi dan pihak terkait yang tercantum dalam pemberitaan itu. Permintaan maaf tersebut ditunjukkan dengan surat pernyataan tertulis yang disaksikan oleh peserta forum tabayun.
Point penting di dalam surat itu berisi tentang kesanggupan untuk mengevaluasi diri secara pribadi dan tidak menutup masukan-masukan dari pihak kampus sebagai upaya pembenahan sikap, dan perbaikan etika berorganisasi.
Rektor UNUSIDA Fatkul Anam menyambut baik inisiatif Haedar. Ia pun memaklumi atas kejadian tersebut sebagai bagian kehidupan demokrasi di kampus. Namun, semua kritik harus konstruktif untuk pembangunan kampus. Pihak kampus pun akan menampung rekomendasi hasil Sidang Umum 1 DPM UNUSIDA.
“Kritik Konstruktif itu juga adalah kebutuhan bagi kami sebagai civitas akademika agar mampu membenahi segala hal yang dirasa kurang, kritik tidak apa-apa namun jangan di sertai seruan adu domba karena kita dan mahasiswa harus mampu berkerja sama dalam membangun kemajuan Kampus UNUSIDA,” sambutnya.
Anam memaklumi adanya berbagai kritik dari mahasiswa, tetapi karena UNUSIDA merupakan bagian dari NU maka ada norma-norma yang menjadi ciri khas NU harus tetap dijunjung tinggi. Mereka bukan hanya mahasiswa melainkan santri yang berstatus mahasiswa.
Senada dengan Rektor UNUSIDA, Ketua BPPTNU Arly Fauzi menegaskan, sebagai mahasiswa harus bisa menyeimbangkan antara tugas akademik dan tanggung jawab sosial kemasyarakatan. Wadah untuk mereka berekpresi pun harus ada meski tidak seperti kampus-kampus besar.
“Mahasiswa juga harus sadar akan tugasnya memenuhi tanggung jawab secara akademik, kalo itu semua sudah dilakukan maka gelar mahasiswamu akan sempurna, tegas Arly.
Sebagai mahasiswa, Haedar Wahyu mengapresiasi masukan yang diberikan rektor dan ketua BPPTNU Sidoarjo. Ia berharap intensitas dialog bersama pihak rektorat dan stage holder kampus diperbanyak, supaya tidak terjadi miskomunikasi. (Tanto)