TANA TORAJA-www.beritalima,com-Menyikapi aksi demo yang dilakukan oleh Serikat Pemuda Toraja (SPT) terkait menyampaikan aspirasinya soal pekerjaan proyek 2015 di gedung Dinas PU,di Kejaksaan dan di gedung DPRD Tana Toraja,hal itu ditanggapi oleh Forum Komunikasi Putra/Putri TNI/Polri (FKPPI) Tana Toraja,Yansen Gojang selaku Ketua,menyayangkan demo tersebut yang dinilainya dapat berakibat buruk terhadap dana yang masuk ke Tana Toraja pada tahun berikutnya.
Yansen selaku Ketua FKPPI Kabupaten Tana Toraja aksi yang dilakukan atas nama Serikat Pemuda Toraja menurut dia, ini soal proses tender proyek,dimana oknum rekanan tersebut dinyatakan kalah dalam proses tender tersebut hingga berimbas adanya penggalangan massa, akibat tidak puas dari apa yang telah diumumkan oleh panitia terkait proses tender tersebut.
Merasa peduli akan Tanah kelahirannya, Ketua FKPPI melakukan aksi demo tandingan guna menyikapi aksi demo SPT yang di lakukan belum lama ini.
“Jangan hanya ranah pribadi,kalah dalam tender lantas mobilisasi massa.Selaku rekanan itu kurang elegan,harusnya sportif,kami selaku FKPPI tidak akan kami biarkan mereka ‘mengobok-obok’ tanah kelahiran kami,dari aksi demo itu dapat berimbas pada proses pembangunan,seperti dana yang masuk ke Tana Toraja utamanya dana dari pusat,”tegas Yansen Gojang,Jumat,(20/10) saat memberikan keterangan pers pada awak media ini.
Dari keterangan dia kembali,soal apa yang menjadi tuntutan para pendemo itu,dari ungkapan Yansen,demo itu kesannya hanya menyudutkan serta mendiskreditkan Pemerintah dan Kepala Dinas PU Tana Toraja,Aris Paridi.
“Saya pikir semua ada mekanisme yang telah dilakukan oleh Pemerintah maupun kepala Dinas PU Tana Toraja,terkait proses pembangunan serta mekanisme proses tender proyek,artinya,kepala Dinas bapak Aris Paridi tidak serta merta proses tender dilakukan begitu saja tanpa melalui prosedur yang ada,itu harus dipahami,”ucap Yansen kembali.
Pihaknya selaku Ketua FKPPI Kabupaten Tana Toraja,akan tetap mengawal proses pembangungan maupun proses yang lain di Tana Toraja.Yansen terlihat ‘mengantongi’ data-data oknum rekanan tersebut kesannya ada indikasi atau upaya untuk melakukan dugaan pemerasan terhadap rekanan yang memenangkan tender tersebut.Jadi,beber Yansen, bisa saja bukti-bukti tersebut dilaporkan ke pihak yang berwajib,jika hal itu harus mereka lakukan,kalau para pendemo itu tidak menahan diri.
Sebagai berprofesi kontraktor,pihaknya yakin,jika mereka menjadi kontraktor yang baik,artinya menjadi kontraktor patuhi aturan,Kadin sebagai asosiasi dengan memiliki anggota ratusan,mampu membina mereka.”Saya kira bapak Wilson Abdullah mampu membina mereka,untuk menjadi kontraktor yang mandiri,”jelas nya.
Dalam akhir wawancaranya Yansen hanya menyampaikan,”Ini harus dipahami kembali,demo itu bukan satu-satunya jalan atau cara dalam kita menyampaikan aspirasi,tetapi mari kita kembali budayakan tradisi leluhur dalam menyelesaikan masalah dengan cara,”Kombongan”,(Gede Siwa).