Ketua INSA Surabaya: Tangkal Virus Corona di Pelabuhan Dengan Penekanan Karakter

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Hampir semua asosiasi usaha terkait pelabuhan teriak pemerintah jangan sampai menurunkan kebijajan Lockdown hanya karena virus Corona. Solusi penangkalan penyebaran virus cofid-19 dengan menutup suatu wilayah itu dinilai sangat tidak tepat.

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Surabaya, Stenven Henry Lasawengen, mengatakan, penyebaran virus Corona memang cukup cepat dan perlu diwaspadai. Akan tetapi, kewaspadaan itu tak perlu sampai mematikan kegiatan lain yang dibutuhkan untuk hajat hidup manusia.

Stenven memaparkan, bisnis kepelabuhanan di Indonesia sempat terpukul dengan adanya virus asal Wuhan tersebut, karena beragam produk yang kita import mayoritas dari negeri ginseng itu.

“Sekitar 70 persen barang import termasuk bahan baku kita berasal dari Cina,” tandas Stenven saat ditemui beritalima.com di kantornya, Selasa (17/3/2020).

Dan ketika mencuat penyebaran virus Corona di Cina, barang-barang import dengan kontainer langsung drop, turun sekitar 60 persen. Bahkan, komoditas plastik misalnya, turun sampai 65 persen.

Penurunan barang import dari Cina di Pelabuhan Tanjung Perak ini berdampak ke yang lainnya. Diantaranya, sebagaimana disebutkan Stenven, untuk eksport harus repo atau mendatangkan kontainer-kontainer kosong dari pelabuhan-pelabuhan terdekat seperti Singapura atau Malaysia. Hal ini tentu menambah bea pengeluaran.

“Kita memang punya banyak stok kontainer tapi untuk kondisi normal. Dan lagi kompilasi salah satu negara pengekspor untuk mengurangi aktifitas otomatis mengurangi lalu lalang kapal kontainer,” tutur dia.

Stenven sedikit lega, karena masalah virus Corona di Cina sudah berhenti dan pengiriman barang-barang dari negara itu sudah kembali jalan. Akan tetapi, merebaknya penyebaran virus Corona itu saat ini justru sedang melanda negara-negara lain termasuk Indonesia.

Menurutnya, virus Corona, kendati penularannya cukup cepat, tapi tidak sebahaya virus lain seperti flu burung misalnya. Virus ini dimungkinkan menempel di benda atau dinding dan tangan orang lain yang kita sentuh, yang terus menular lewat rongga besar tubuh seperti mulut, mata dan hidung.

Karena itu, kita cukup membatasi pertemuan supaya sementara ini tidak bersalaman atau menyentuh benda lain yang dimungkinkan tertempeli virus Corona, di samping sering-sering cuci tangan dengan air dan sabun.

Namun demikian, ketua organisasi pengusaha pelayaran ini melihat tindak pencegahan virus Corona di Pelabuhan Tanjung Perak masih perlu ditingkatkan. Dalam penangkalan virus ini dia berharap pihak regulator juga memperhatikan karakteristik masyarakat.

Dia jelaskan, usaha penangkalan virus Corona di Pelabuhan Tanjung Perak memang telah dilakukan, mulai dari pemeriksaaan suhu badan dan penyediaan sarana cuci tangan untuk semua orang yang berada di pelabuhan terbesar kedua di Indonesia ini.

Pemeriksaan suhu badan terhadap awak kapal asing sebelum masuk pelabuhan juga sudah dilakukan. Dan sampai saat ini belum ditemukan adanya yang terindikasi kena virus itu, meski tiap hari rata-rata 200 kapal masuk pelabuhan ini.

Karakteristik bangsa Indonesia yang cukup baik, yang selalu bersalaman setiap kali bertemu, termasuk masih adanya awak kapal yang turun kapal saat sandar, perlu mendapat perhatian dan diberikan himbauan terus menerus untuk tidak melakukan itu sementara waktu.

“Jadi untuk menangkal penyebaran virus corona tidak perlu ada lockdown pelabuhan yang justru bisa membuat perekonomian stagnan,” tandas Stenven. (Ganefo)

Teks Foto: Ketua DPC INSA Surabaya, Stenven Henry Lasawengen (kanan).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait