Ketua MPR RI Ingatkan Anak Muda Bersiap Hadapi Tantangan Masa Depan

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Silaturahmi Nasional (Silatnas) 2017, yang dilaksanakan oleh Junior Chamber Interantional Indonesia (JCI) atau Perhimpunam Pemuda Indonesia, Senin (31/7/2017) di Sahid Hotel Djakarta. Dibuka secara resmi oleh Wiranto Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan didampingi Jandi Mukianto, President International JCI beserta Project Director Rina Sa’adah untuk pemukulan gong.

Pada kesempatan itu hadir sebagai Keynote Speaker, diantaranya adalah Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pada sesi pertama dengan tema Kebhinekaan Dalam Persepektif Ketahanan Ekonomi Nasional. Sesi kedua dihadiri Hanif Dhakiri Menteri Tenaga Kerja RI mengisi tema Membangun Iklim Investasi Yang Kondusif di Indonesia. Lebih lanjut Imam Nahrowi mengisi sesi ketiga dengan tema Peran Pemuda Dalam Pembangun dari Persepektif Kewirausahaan.

Zulkifli Hasan pada sambutannya mengatakan bahwa Indonesia sudah berjalan 70 tahun merdeka dan 19 tahun telah berjalan masa reformasi. Indonesia merdeka disebutkan Ketua MPR RI, saat itu berjumlah 82 juta jiwa. Sedangkan sekarang jumlah penduduk hampir 260 juta. Hal ini menurutnya, akan terjadi ledakan penduduk sekitar 500 juta penduduk sekitar 25 – 50 tahun lagi.

Sekarang ini Indonesia tengah mengalami permasalahan urusan kebutuhan hidup. Terutama masalah garam hampir 3 juta ton diimpor akibat kelangkaan garam saat ini. Oleh karena itu ditegaskan Zulkifli Hasan Indonesia harus bersatu agar bisa berkembang.

Maka dari tu dijelaskan Zulkifli, pada tema Kebhinekaan dalam perspektif ketahanan ekonomi nasional, disebabkan memudarnya nilai – nilai luhur Pancasila, pertama soal keadilan yang harus didukung. “Orang bisa menilai hebat, semua yang kita nilai ini jaman uang. Dan dikatakan hebat karena uangnya banyak. Orang ini memilih kalau ada uang, semuanya karena uang. Orang tidak peduli punya integritas atau tidak, tahunya uang,” jelas Zulkifli.

Namun dalam sistem ketatanegaraan Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Yang berdaulat dan berkuasa adalah rakyat. Maka demokrasi pancasila itu harus seiring sejalan. Tapi yang terjadi malah berseberangan, malah kerap terjadi politik transaksional. Sponsor yang mengatur acara, tempat acara dan lain-lainnya. Sedangkan rakyat yang diundang tahunya nasi kotak dan transport.
“Semua jadi pejabat pasti disumpah oleh konstitusi artinya sesuai empat konsensus bangsa Indonesia. Kita ditugaskan untuk mempersatukan golongan, tanpa melihat golongan,” imbuhnya.
Lebih lanjut dihadapan peserta silaturrahmi Nasional Junior Chamber Internasional (JCI) Indonesia, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengingatkan anak muda harus bersiap menghadapi tantangan masa depan.

“Di masa depan jumlah penduduk dunia akan meningkat, tetapi ketersediaan lapangan kerja berkurang lantaran digantikan oleh teknologi. Generasi muda harus bersiap,” kata Zulkifli.
Zulkifli pun mengingatkan kepada warga Indonesia jangan sampai warga Indonesia menjadi bangsa yang disampaikan Bung Karno, sebagai bangsa kuli dinegara orang, dan kuli di negeri sendiri.
“Rebut masa depan dengan Ilmu Pengetahuan dan Kemandirian ekonomi melalui wirausaha. Karena Indonesia harus menjadi tuan di negerinya sendiri,” kata Zulkifli

Karena itu, Zulkifli mengajak semua pihak menghentikan silang sengketa. Apalagi mempertentang masalah suku, agama dan warna kulit. Sebab, masalah sara sudah selesai sejak Indonesia mereka.
Di tempat yang sama, Jefri Tambayong Ketua Umum Bakornas Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDM) terhadap Kebhinekaan Dalam Persepektif Ketahanan Ekonomi Nasional. Ia menegaskan bahwa generasi penerus harus diselamatkan dari pengaruh obat dan narkotika.

Oleh karena itu dikatakan Jefri memberikan apresiasi kepada Perhimpunan Pemuda Indonesia atau Junior Chamber International Indonesia, untuk tetap semangat berjuang perang terjadap narkoba dan berkarya bagi Indonesia. Dan lebih tegasnya menurut Jefri Tambayong harus fokus terhadap keselamatan bagi pemuda Indonesia.

Sementara ditandaskan Ketum Bakornas GMDM setuju seperti yang disampaikan Presiden bahwa pelaku Narkoba harus ditembak ditempat. Maka dari itu dijelaskan Jefri untuk memberantas pelaku narkoba yang belakangan ini semakin besar tantangannya. Pemerintah harus lebih tegas lagi dalam memberantas narkoba baik pelaku, pengedar, maupun pemakai.

“Kita tetap bergerak dalam memberantas narkoba kendati pelaku narkoba memiliki jaringan dan menggunakan senjata api. Kita punya tuhan selalu berlindung dan kita serahkan kepada tuhan,” jelasnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *