Ketua Ranting NU di Sidoarjo ini resmi Pimpin Kemenag Surabaya, Berikut program prioritasnya

  • Whatsapp

SIDOARJO, | beritalima.com
Nasib seseorang tidak ada yang bisa memprediksi bahkan apa yang akan terjadi esok hari kita tak akan pernah tahu dan tak bisa membayangkan sebelumnya. Seperti yang telah dialami oleh H. Bahri Supardi, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Pabean Sedati Sidoarjo. Pria kelahiran Tuban 28 Juli 1969 ini adalah seorang aktivis NU sejak tahun 90’an yang baru saja dilantik sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya oleh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Propinsi Jawa Timur pada rabu (26/01/2022).

Saat ditemui beritalima.com di kediamannya Jl. Abd. Rachman Payan Pabean Sedati Sidoarjo, Ayah empat anak tersebut menyampaikan bahwa tidak pernah terpikir dalam benaknya bisa menjabat sebagai kepala kemenag. “Cita-cita saya ini hanya ingin menjadi seorang guru Mas, mengamalkan apa yang saya miliki, agar ilmu ini benar-benar bermanfaat,” ungkapnya saat mengawali percakapan.

Bahkan saat kuliah strata satu pun, H. Pardi sapaan akrabnya, hanya modal nekat tanpa diketahui oleh kedua orangtuanya. Dengan background anak seorang petani yang semua saudaranya hanya sampai tamat SD-SMP karena faktor ekonomi dan sebagainya, membuat Pardi Optimis untuk tetap melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Saya ini anak terakhir dari lima bersaudara (Pandawa), supaya bisa kuliah modalnya adalah nekat, Orangtua pun tahunya saya ini mondok. Akhirnya mereka kaget, ketika saya akan wisuda baru paham kalo sedang kuliah,” imbuhnya bercerita

Adapun pengalaman di dunia pendidikan setelah menjadi sarjana adalah sebagai guru dan kepala MI Khoirul Huda di Sedati, Sidoarjo hingga saat itu juga diamanahi sebagai Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Sedati. Karena mencoba mengikuti pendaftaran CPNS, akhirnya diangkat sebagai PNS pada tahun 2000 dan ditempat sebagai guru PAI di SDN Puspo dan Tosari Pasuruan hingga tahun 2003 yang kemudian dimutasi di MI Negeri Bulusari Gempol.

Selang beberapa tahun menjadi Wakil Kepala Kesiswaan, lalu diangkat sebagai Kepala MIN Bulusari (saat ini MIN 2 Pasuruan) periode 2007-2012. Tepat sepulang ibadah haji, suami dari Indah Novita ini langsung dilantik sebagai Kepala MTsN Prigen Pasuruan selama 2 tahun.

Dirasa punya gebrakan dan prestasi, akhirnya pada tahun 2015 diamanahi sebagai Kepala MTsN Bangil Pasuruan yang hanya berjalan 1,5 tahun hingga akhirnya dipromosikan sebagai Kasi Kesiswaan Bidang Pendma Kanwil Kemenag Jatim hingga Juli 2019.

Saat ditanya terkait kiat sukses dengan karir yang cemerlang, Lulusan Doktor Ilmu Administrasi Publik di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya ini memang punya rutinitas yakni mengaji Al-Qur’an setiap hari bakda sholat yang Istiqomah dilakukan di rumah maupun kantor.
“Minimal satu bulan sekali harus katam atau jika memungkinkan kadang setiap minggu harus katam,” ucapnya.

Karirnya yang terus cemerlang juga ditopang dalam menjalankan tugas selalu mengutamakan kedisiplinan, keikhlasan dan istikamah dalam mengabdi. Karena Prestasi dan konsepnya yang mampu menjalankan manajemen organisasi dan birokasi, mengantarkannya dipromosikan sebagai Kepala Kemenag sampang selama dua tahun sejak 2019-2022. Dirasa sukses memimpin Kemenag Sampang, hingga akhirnya pada awal tahun 2022 ini resmi dilantik menjadi orang nomor satu di Kemenag Surabaya.

Salah satu kegiatan yang tetap dilakukan hingga saat ini adalah dengan aktif di Nahdlatul Ulama, baik di kepengurusan Pengurus Ranting maupun Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sedati bahkan di akhir tahun 2021 pernah dilamar Ketua Pengurus Cabang Nahdltul Ulama’ (PCNU) Sidoarjo terpilih untuk diajak menjadi salah pengurus di tingkat cabang dibidang lembaga pendidikan Ma’arif

Menjadi Ketua Ranting NU merupakan salah satu bentuk pengabadian yang tetap dilakukan karena permintaan dari para tokoh yang masih membutuhkan dirinya. Hal tersebut dilakukan dalam mengawal dan melaksanakan program sosial keumatan secara istiqamah, kontinu dan berkelanjutan.

“Ketika masih dinas di Sampang dan jauh dari rumah (di rumah hanya Sabtu-Minggu), program dan kegiatan NU harus tetap jalan dan tidak akan menutup komunikasi dengan para pengurus NU lainnya,” jelas mantan Katib PRNU Pabean dan Syuriyah MWC NU Sedati ini.

Prestasi yang terlihat saat memimpin Kemenag sampang adalah Statement dari Mantan Kasi Pendma Kemenag Sampang H. Mawardi yang juga kini dipromosikan sebagai Kepala Kemenag Pamekasan, atas kepemimpinan dari seorang H. Pardi.
“Kami banyak belajar dan mendapatkan beberapa nilai sebuah kepemimpinan, beliau mengetrapkan pola kepemimpinan antara anak dan orang tua bukan semata-mata atasan dan bawahan, dan H. Pardi banyak pula memberikan nilai keteladanan hakikat sebuah pemimpin sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW”, terang H. Mawardi

Kakankemenag Pamekasan ini menambahkan, selama kepemimpinan H. Pardi Kankemenag Sampang menampilkan performa baru dengan terwujudnya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan banyak prestasi yang lain diantaranya pada seksie pendidikan dengan Digitalisasi Madrasah, Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA), Penguatan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK WBBM).

Dalam rangka Penguatan Moderasi Agama dan untuk menindaklanjuti sesuai harapan Menteri Agama RI bahwa tahun 2022 ditetapkan sebagai “Tahun Toleransi dan Kerukunan”, oleh karena itu sebagai pertanda kesiapan, mendukung dan melaksanakan serta mensukseskan program prioritas Menteri Agama dimaksud maka H. Pardi, membentuk Kader Kerukunan sebagai wadah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Alhamdulillah ketika di sampang, bersama Forkopimda kami sudah berhasil mendamaikan dan memasukkan Syiah ke dalam Ahlusunah Wal Jama’ah, yang dulu sempat menimbulkan kegaduhan. Tapi untuk Surabaya yang merupakan ibukota propinsi adalah bagaimana masyarakat dan ummat ini ,” terang. H. Pardi yang pernah menjadi Ketua MWC NU Sedati dua periode ini

Saat ditanya terkait program dan pekerjaan rumah (PR) besar untuk memimpin Kemenag Kota Surabaya, Dosen Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny Buduran Sidoarjo ini mengatakan akan melakukan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah dan Organisasi Keagamaan setempat dalam mengkampanyekan moderasi beragama.
“Kami ingin selalu melakukan komunikasi kolaborasi dan koordinasi dengan pak wali serta DPRD juga OPD2 di pemerintahan Kota, TNI/Polri dan kepada stakeholders kemenag pada tokoh2 ulama di NU, Muhammadiyah, Al Irsyad, LDII , pemuka agama di gereja, wihara, Pura dan semua tokoh2 lintas agama, juga tokoh masyarakat surabaya untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar penganut agama dan penyelarasan program2 pelayanan,” tuturnya kepada beritalima.com

Untuk memperkuat hal tersebut, mantan ketua MWC NU Sedati 2 periode ini mengungkapkan perlu membentuk dan mengaktifkan Kader Penggerak Kerukunan di tingkat kota, kecamatan, kelurahan juga desa sampai ke RT / RW.
“Organisasi sosial keagamaan yang ada sampai ke tingkat kelurahan akan menjadi penopang utama disamping tentu para pemuda di karang taruna, karena meraka itulah esensi penerus dan pelaku utama keharmonisan di masyarakat, dari mereka itu juga deteksi dini hal-hal krusial penyebab gesekan yg mengoyak ketentraman dapat di ketahui lebih awal,” imbuhmya menjelaskan

Terakhir terkait pendidikan agama di sekolah dan madrasah serta Diniyah, TPQ bahkan yg paling utama di ponpes di smua tingkatan jg menjadi elemen sangat penting dalam menguatkan toleransi dan moderasi beragama demi terciptanya kota surabaya yg aman, nyaman santun bermartabat.
“Saya yakin kalo ini kita tangani bersama sama akan berdampak dahsyat manfaat dan maslahah bagi ummat dan masyarakat secara umum di kota metropolis ini,” pungkasnya

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait