SURABAYA, beritalima.com | Pasca penentuan rekomendasi Pilwali Surabaya untuk pasangan Machfud Arifin-Mujiaman yang disinyalir didukung oleh banyak partai, maka pasangan berikutnya yang dinantikan adalah sesuai rekomendasi PDIP. Berbagai nama pun bermunculan, termasuk dari 18 calon walikota atau wakil walikota yang turut dalam penjaringan PDIP pada September 2019 lalu.
Hamedi, ketua sahabat KIP, salah satu unsur pendukung Khofifah Emil ketika Pilgub 2018, menjelaskan bahwa kans arek asli Suroboyo menjadi penentu kemenangan.
“Kearifan lokal itu pasti penentu. Budhe Khofifah sendiri, selalu mengingatkan relawan, agar selalu turun ke wilayahnya masing-masing. Membangun dan membesarkan wilayahnya. Jadi setiap kota kabupaten selalu memiliki kader potensial. Putra daerah. Saya yakin, kearifan lokal itu masih penting dan arek Suroboyo Iku akeh sing pinter, kendhel. Ojok kesusu tergiur wong anyaran (orang baru, bukan asli Surabaya)”, ujarnya.
Warga Benowo yang juga kader Hanura tersebut, menjelaskan lebih detail sosok yang baginya layak maju dan sekaligus penentu kemenangan di Pilwali Surabaya.
“Bu Khofifah, Bu Risma, iku wong wedhok, keibuan dan ngayomi. Jadi kudu wedhok maneh. Kalau dilihat potensi para kandidat, memang sosok perempuan bagusnya di wakil. Jadi gantian. Kalau mau menarik, maka Perempuan muda dan energik itu sangat dibutuhkan Surabaya. Apalagi yang jiwanya agamis. Saya dari awal condong ke Ning Lia Istifhama karena dialah yang selalu sabar berkomunikasi dengan relawan, baik ketika Pilgub maupun Pilpres”, jelasnya.