GRESIK,beritalima.com- Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darut Taqwa (STAIDA) Gresik mengikuti Kuliah Umum dengan tema ‘Nalar Politik Santri dalam Membangun Peradaban NKRI’ bersama Guru Besar Unisma Prof Dr M Mas’ud Said.di Hall Lantai II STAIDA Gresik, Sabtu (2/3/2019).
Dalam acara itu, Prof Dr M. Mas’ud Said menceritakan sejarah berdirinya NKRI yang tidak bisa lepas dari peran kiai dan santri pondok pesantren. Oleh sebab itu, generasi muda, termasuk santri harus bisa mewujudkan negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
“Saya yakin dari anak-anak pondok pesantren dan Sekolah Tinggi Agama Islam memiliki kelebihan. Baik dari segi bahasa, akhlaq, umum dan juga profesinya,” ungkap Ma’sud.
Lebih lanjut, pria yang juga Ketua PW ISNU Jatim, dunia politik saat ini sudah banyak diisi dari kalangan pondok pesantren. Baik dari nilai-nilai yang diperjuangkan, sistem tata cara birokrasi prosedural maupun sumbangan yang diberikan kader-kader terbaiknya.
“Saya kira ini sumbangan besar bagi politik di Indonesia. Di KPU juga banyak dari kalangan pesantren. Sehingga saya optimis politik di Indonesia semakin maju,” pungkas Mas’ud, didampingi Ketua PC ISNU Kabupaten Gresik Kiai Ma’mun Zein
Sementara, Rektor STAIDA Gresik, Syifa’ul Qulub mengatakan peran aktif santri dalam kancah politik sangat dibutuhkan masyarakat. Apalagi kampus STAIDA terletak di lingkungan pesantren. Sehingga mahasiswanya juga terdiri santri.
“Politik sudah seharusnya untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih damai. Untuk itu tiap tahun politik, santri harus berperan aktif memberikan wawasan, bukan arahan politik,” ujarnya.
Dalam dinamika politik dewasa saat ini, para Santri dituntut bisa mewujudkan tatanan politik yang bermoral guna membangun bangsa.
Ada metode untuk meyakinkan publik tentang tujuan ideal politik santri. Diketahui latar belakang tokoh saat ini banyak merupakan dari santri itu sendiri. Generasi muda dan pencari ilmu sasaran mutlak menciptakan profesional.
“Kaum santri harus bisa menyesuaikan dengan ruh perjuangan Rosulullah. Santri yang menyikapi dengan cara senyum dan tidak emosional dalam menyikapi Politik,” pungkasnya.(Ron)