MADIUN, beritalima.com- Dalam Rangka Hari Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Kabupaten Madiun, Jawa Timur Tahun 2017, ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Madiun, Jawa Timur, membuka acara Advokasi dan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), di Hotel Aston, Kota Madiun, Selasa 21 November 2017.
Dalam sambutannya, ketua TP PKK Kabupaten Madiun, Hj. Sri Purwanti, mengatakan, tujuan Germas ini untuk merubah prilaku hidup sehat dan dapat merubah aktifitas masyarakat sehingga berprilaku hidup sehat.
“Kami menghimbau, agar kita menjaga kesehatan masing-masing jangan sampai mudah terkena penyakit. Dengan begitu maka sedini mungkin kita perhatikan kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat. Selain itu kita diharapkan untuk selalu meningkatan aktifitas fisik seperti olahraga dan segala kegiatan yang dapat mengeluarkan keringat, sehingga hidup kita menjadi sehat,” kata Hj. Sri Purwanti.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr. Soelistyo Widiantono, menyampaikan, tujuan diadakannnya Advokasi dan Sosialisasi Germas ini adalah agar terlaksana dan tersebarluaskan informasi tentang Germas kepada masyarakat.
“Terlaksananya dukungan dalam pelaksanaan Germas oleh lintas sektor dan organisasi masyarakat, terlaksananya advokasi kepada pengambil kebijakan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan untuk mendukung Germas,” kata dr. Soelistyo.
Untuk diketahui, permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat, ditambah sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa tempat. Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuh-kembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden. Hal ini disebabkan karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit lain yang seharusnya sudah teratasi namun muncul kembali.
Pada era 1990, penyakit menular seperti ISPA, tuberkulosis dan iiare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Tahun 2015, PTM seperti stroke, penyakit jantung koroner, kanker dan diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.
Sebuah pembelajaran berharga di era jaminan kesehatan nasional (JKN), anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik. Yaitu jantung koroner, gagal ginjal kronik, kanker, dan stroke. Selain itu, pelayanan kesehatan peserta JKN juga didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara.
Meningkatnya PTM, dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, Bahkan kualitas generasi bangsa. Hal ini berdampak pula pada besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.
Turut hadir dalam acara tersebut, diantaranya wakil ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Madiun, perwakilan OPD dan Kecamatan, TP PKK kecamatan? Petugas Puskesmas, organisasi wanita, Saka Bhakti Husada dan kader Posyandu. (Rohman/Dibyo).